Restu Anggraini: Sukses Jalankan Bisnis Fashion Muslim RA dan ETU dengan Semangat Kemandirian

Advertisement-Scroll to Continue
Restu Anggraini
Image dari Vemale.com

Restu Anggraini – Bisnis fashion saat ini memang sangat marak dan menggairahkan. Dengan pasar yang makin ebsar, tentu saja membuat banyak orang tergelitik untuk bisa mencoba peruntungannya di bisnis fashion ini. Salah satu sosok pengusaha yang juga mencoba peruntungannya di bisnis fashion ini adalah Restu Anggraini.

Berawal dari kebutuhan mencari baju yang sesuai dengan karakternya, Restu tertarik terjun sebagai pemain di bisnis fashion. Ditambah lagi dengan kegemarannya mendesain baju, membuat Restu semakin mencintai dan mantap untuk menjalankan bisnis fashion. Tak hanya belajar secara otodidak, keseriusan restu menapaki bisnis fashion dilakukan dengan sekolah ilmu pattern Pale Art Studio dan di Esmod.

Hasilnya karya desain Restu yang berlabel label RA by Restu Anggraini dan ETU ini telah sukses melenggang ke dunia Internasional. Lalu seperti apakah kisah Restu Anggraini merintis usaha fashion RA dan ETU ini? Berikut ulasannya.

Awal Mula Usaha Restu Anggraini

Ketika kuliah tahun 2009 Restu Anggraini menjalankan bisnis pakaian online dengan modal awal Rp 3 juta bersama dua temannya. Meski sekedar coba-coba, Restu saat itu tak mau main-main dalam membuat produknya. Ia dan temannya memproduksi produk hijab dengan jahitan yang kualitas terbaik. Hasilnya pasar merespon produknya dengan cukup baik.

Meski pembelinya pertamanya hanya berasal dari saudara dan teman-temannya, namun produknya saat itu langsung habis diborong. Karena dulu pasar hijab masih sedikit, maka Restu kemudian memutuskan untuk menciptakan market atau pasarnya sendiri.

Artikel lain: Carline Darjanto ~ Berbekal Pengalaman Sukses Kibarkan Produk Fashion Wanita Cotton Ink

Restu Anggraini Memperluas Pemasaran

Setelah mendapat respon cukup baik, Restu menjadi lebih percaya diri. Maka tanpa menunggu waktu Restu pun melakukan perluasan pemasaran melalui cara bergabung dengan Hijabers Community. Label atau brand pun mulai dibuat. Awalnya ia menamakan produknya dengan nama Mainland Heritage. Dari brand ini Restu terus berjuang memperkenalkankan ke masyarakat luas.

Tak sia-sia, produknya akhirnya bisa diterima oleh kalangan fashionista. Dari sini Restu pun semakin yakin dan percaya diri untuk terus melangkah meski kemudian kedua temannya tidak lagi bisa meneruskan kerja sama karena harus pindah ke luar kota.

Tanpa partner dan rekan usaha, Restu tidak mau putus asa. Perempuan kelahiran 18 Maret 1987 ini terus menggeber pemasaran produknya. Setelah menjalankan marketing via #Facebook dan blog, Restu saat itu juga merambah Instagram dan situs web. Selain pemasaran online, Restu juga menjalankan marketing online dengan menampilkan desain-desainnya  di tokonya di fX Sudirman. Menjaring mitra usaha yang tersebar di Yogyakarta, Purwokerto dan Surabaya juga menjadi cara untuk memperluas pemasaran dengan sistem offline.

Kendala Berbisnis Fashion

Dalam menjalankan bisnis fashion ini, Restu Anggraini mendapati kendalanya pada SDM (Sumber Daya Manusia). Menurutnya karena masih belum lama menjalankan usaha, akhirnya ia pun harus meng-handle dan membenahi masalah SDM ini satu persatu dengan sendirian. Setiap ada permasalahan Restu mengaku harus langsung turun tangan sendiri untuk menanganinya. Terlebih dari silsilah keluarga yang tak memiliki basic bisnis membuat Restu harus menjalankan segala urusan bisnis sendirian.

Mulai dari membuat workshop hingga konveksi ia lakukan sendiri sembari belajar. Dalam perjalanan usahanya, Restu juga sempat mengalami kendala kehabisan modal. Namun meski sering menghadapi kendala dan harus menghadapinya sendirian, Restu mengaku tak putus asa dan terus belajar untuk mengejar target. Sikap disiplin dan perencanaan yang matang menjadi strategi Restu sendiri untuk memecahkan masalah.

Baca juga: Rocafella ~ Duo Kakak Beradik Sukses Kembangkan Brand Fashion Asal Pulau Borneo

Ide Sebagai Nyawa Bisnis Fashion

Dalam berbisnis di dunia fashion menurut wanita yang pernah berkarir di perusahaan event management pada 2010 ini, ide atau gagasan adalah nyawa dari usahanya. Mengapa demikian? Sebab dunia #bisnis fashion yang selalu berganti-ganti tren membuatnya harus pandai-pandai mencari ide atau gagasan desain baru agar mampu tetap eksis dan bersaing dengan kompetitor.

Dengan dukungan 30 karyawan  dalam sehari Restu Anggraini bisa memproduksi 100-an potong pakaian. Sedangkan dalam sebulan menurutnya ia bisa menjual sekitar 1.000 potong dengan harga Rp 200-400 ribuan. Di ajang Mercedes-Benz Fashion Week Tokyo 2015 yang digelar 17 Maret yang lalu, Restu Anggraini sendiri mampu memukau hadirin dan memikat beberapa produsen dan desainer dari luar negeri.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment