5+ Resiko Belanja Online yang Harus Diwaspadai oleh Pengguna Internet

Advertisement - Scroll to Continue

Resiko Belanja Online

Resiko belanja online yang paling sering terjadi adalah tertipu oleh toko online abal-abal. Masih kurangnya rasa percaya sebagian pengguna internet pada toko online membuat mereka enggan untuk bertransaksi di situs belanja online. Namun, ternyata bukan itu saja resiko yang bisa terjadi pada mereka yang melakukan transaksi di internet.

Kita tahu bahwa proses jual-beli online dilakukan tanpa ada pertemuan langsung antara penjual dan pembeli, kecuali bila bertransaksi dengan sistem COD (cash on delivery). Sebagian orang merasa khawatir dengan resiko belanja online, ada yang khawatir barang tidak dikirim, ada juga yang khawatir dengan privacy mereka.

Dari sekian banyak kemungkinan resiko yang bisa terjadi dalam transaksi online, setidaknya ada delapan resiko yang harus Anda waspadai.

Baca juga: Persiapan Menyambut Pesta Diskon di Harbolnas

Ini Resiko Belanja Online yang Harus Diwaspadai

1. Resiko Finansial

Resiko ini berhubungan dengan kerugian keuangan yang mungkin terjadi pada setiap orang yang bertransaksi online. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang sudah melakukan transfer pembayaran ke penjual, ternyata barang tidak dikirim.

2. Risiko Sosial

Resiko sosial ini adalah kemungkinan kerugian yang bisa dialami seseorang berhubungan dengan pengaruh nilai-nilai sosial maupun pandangan dari teman atau keluarga. Contohnya: anggapan dari masyarakat bahwa mereka yang suka belanja online adalah orang yang boros.

3. Resiko Waktu

Resiko waktu adalah kemungkinan kerugian yang bisa dialami oleh seseorang ketika melakukan transaksi online karena proses pengiriman barang yang lama. Berbeda dengan transaksi konvensional dimana kita bisa langsung membawa barang yang dibeli, saat kita membeli secara online maka akan membutuhkan waktu agar barang yang dibeli sampai di rumah Anda.

4. Resiko Kinerja

Resiko kinerja adalah resiko pembeli online dimana kemungkinan barang atau jasa yang dibeli tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contoh, barang yang tiba di rumah Anda ternyata tidak sesuai dengan gambar dan deskripsi di situs belanja online.

5. Resiko Fisik

Resiko yang memungkinan seseorang mengalami kerugian secara fisik. Contohnya, proses pembelian online ternyata membuat seseorang menjadi kelelahan. Ini memang kemungkinannya kecil terjadi, tapi masih tetap diperhitungkan.

6. Resiko Psikologis

Resiko yang memungkinkan seseorang merasa tidak nyaman secara psikologis saat berbelanja online. Contohnya, pembeli merasa tidak nyaman dan merasa was-was dengan transaksi online yang baru saja dilakukannya.

7. Resiko Privacy

Resiko kemungkinan kerugian yang bisa dialami oleh pembeli online akibat penyalahgunaan informasi personal yang dilakukan oleh pihak pemilik toko online.

8. Resiko Keamanan

Resiko kemungkinan kerugian yang dialami oleh konsumen akibat penyalahgunaan informasi personal oleh pihak ketiga, misalnya payment gateway.

Banyak konsumen Indonesia yang menganggap bahwa resiko belanja online di Indonesia saat ini masih cukup besar. Kurangnya trust dari sebagian konsumen membuat mereka enggan untuk melakukan transaksi online.

Artikel lain: 10+ Toko Online Terbesar di Dunia dan Terpopuler Saat Ini

Membangun Rasa Percaya Konsumen Online

Rasa percaya (trust) kepada sebuah toko online tidak terjadi begitu saja. Para pemilik brand toko online harus melakukan komunikasi dan memberikan informasi secara terus menerus tentang kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi di situs mereka.

Bagi brand yang sudah terkenal tentu saja rasa trust dari konsumen online sudah didapatkan sejak lama. Lalu bagaimana dengan brand baru, toko online yang baru memulai dan sedang mencari nama di market online Indonesia?

Bagi brand baru, berikut ini adalah beberapa cara untuk mendapatkan rasa percaya dari konsumen online:

  1. Informasi yang lengkap dan akurat mengenai tata cara berbelanja, metode pembayaran dan cara pengiriman barang, garansi, serta kebijakan refund barang (bila ada).
  2. Yakinkan calon pembeli tentang jaminan keamanan data personal konsumen
  3. Cantumkan alamat dan kontak Anda dengan jelas di toko online. Tempatkan link halaman kontak yang mudah dibuka oleh konsumen sehingga mereka bisa melihat informasi telepon dan alamat Anda dengan mudah.
  4. Pastikan untuk cepat membalas pesan dari calon konsumen, baik itu melalui email ataupun aplikasi chatting.
  5. Perhatikan kecepatan loading website Anda, begitu juga dengan navigasi yang ada di dalamnya sehingga pengunjung dapat dengan mudah membuka setiap halaman.
  6. Cantumkan testimonial dari konsumen sebelumnya di dalam toko online, bahkan testimoni negatif pun bisa Anda tambahkan. Menunjukkan testimonial pelanggan dengan jujur akan menunjukkan bahwa bisnis Anda profesional dan terbuka menerima kritik dan masukan dari konsumen.

Baca juga: 8 Produk Jualan Online yang Paling Laris di Indonesia Saat Ini

Penutup

Demikianlah penjelasan mengenai beberapa resiko belanja online yang mungkin terjadi dan tips bagaimana cara meningkatkan rasa percaya konsumen kepada sebuah brand toko online yang masih baru. Pastikan konsumen Anda tidak mengalami salah satu dari resiko belanja online di atas, agar mereka mau kembali berbelanja melalui toko online Anda.

Advertisement
Rio Brian

Rio Brian adalah content writer, editor, dan sekaligus co-admin di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar pada bisnis online, social media, dan blogging.

2 thoughts on “5+ Resiko Belanja Online yang Harus Diwaspadai oleh Pengguna Internet”

  1. Resiko fisik itu seperti apa ya?, kok saya agak bingung, mungkin apa karena resiko psikologis penyebab dari resiko fisik ya?, pengalaman saya sih ketika membeli online liat reputasi dan komentar-komentar orang yang pernah beli di toko tersebut, kalau banyak positifnya, kemungkinan resiko diatas kecil utk didapat, rata-rata orang yang kena tipu kebanyakan orang yang awam belanja online, krn memang pengguna internet di indonesia kebanyakan orang awam seperti ibuibu RT dan anak-anak zaman now.., hehe

    Reply
  2. resiko psikologis yang masih sering saya alami mas, soalnya pernah kena tepu juga di marketplace ternama pula. karena kesalahan saya sendiri juga sih gk pakai rekber.

    Reply

Leave a Comment