Qisthas Tsana Noe’man: Sukses dalam Bisnis Fashion Berkat Terapkan Trend Forecasting

Advertisement-Scroll to Continue
Qisthas Tsana Noe’man
Image dari SWA.co.id

Qisthas Tsana Noe’man – Dengan keahlian dan keterampilan yang baik kita memang bisa menciptakan produk untuk bisa dipasarkan ke publik. Didukung dengan keuletan dan ketekunan yang dimiliki bukan tidak mungkin produk yang kita hasilkan bisa sukses di pasaran. Inilah yang juga dilakukan Qisthas Tsana Noe’man yang sukes menjalankan bisnis fashion dengan keahlian desain yang dimilikinya.

Dengan keuletan yang dimilikinya kini Qisthas telah mampu menjual produknya hingga ratusan pieces per-minggunya. Lalu seperti apakah kisah kesuksesan bisnis Qisthas yang berawal dari kecintaan dan keterampilannya mendesain ini? Berikut ulasannya.

Desain Fashion Adalah Hidup Qisthas Tsana Noe’man

Ya, dunia desain dan fashion memang sudah menjadi bagian dari detak jantung hidup Qisthas Tsana Noe’man. “I was born to be a designer” begitulah ungkapan yang dinyatakan oleh Qisthas. Tak ayal bila kemudian profesi desainer menjadi jalan hidup perempuan kelahiran 8 Desember 1988 ini.

Kecintaan Qisthas pada dunia desainer memang sudah terlihat sejak ia masih muda. Sejak lulus pendidikan menengah, Qisthas langsung mengambil peluang beasiswa program diploma jurusan desain di University of Wisconsin.

Dari desain fashion western-minded, Qisthas kembali ke Indonesian-minded setelah ia menyadari betapa kaya dan otentiknya budaya Indonesia. Desainer muda yang turut meramaikan Indonesia Fashion Week 2013 di Jakarta Convention Centre ini akhirnya memperkuat orientasi desain Indonesia-nya dengan menempuh kuliah di Jurusan Seni Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB sejak tahun 2009.

Artikel lain: Carline Darjanto ~ Berbekal Pengalaman Sukses Kibarkan Produk Fashion Wanita Cotton Ink

Jalankan Bisnis

Tidak hanya mendesain, Qisthas Tsana Noe’man juga menjalankan bisnis dari produk-produk yang dihasilkannya. Merambahnya Qisthas ke dunia bisnis ini juga lantaran sang ayah Irvan Noeman yang ingin mendorong Qisthas untuk terjun ke dunia bisnis sejak masih di bangku kuliah. Menurut sang ayah, Qisthas juga memiliki bakal berbisnis yang cukup kuat di masa mudanya.

Namun menurut ayahnya lagi kekurangan Qisthas dalam bisnis hanya tertetak pada manajemen keuangannya saja. Namun dengan usaha Qisthas untuk berkolaborasi dengan pabrik tekstil dan konveksi maka ia pun mampu melewati segala rintangan bisnisnya.

Pahami Pasar dan Terapkan Teori Trend Forecasting

Setelah mampu memahami pasar dan menerjemahkan teori trend forecasting Qisthas bergerak sendiri menjalankan bisnis tanpa ayahnya. Dalam menjalankan bisnisnya Qisthas memang selalu mengawali pembuatan karyanya dengan cara mempelajari gaya hidup dan tren yang tengah terjadi di masyarakat melalui penerapan trend forecasting.

Dengan trend forecasting, perjalanan sebuah produk atau tren desain produk tertentu memang bisa dibaca. Misalnya sebuah tren produk dari Amerika atau Eropa hingga masuk ke negara berkembang, maka nantinya akan memiliki harga yang jauh lebih murah ketika dijual di mass market. Contoh lain penerapan trend forecasting adalah sebuah produk yang membutuhkan waktu 8 bulan sejak suatu produk dirilis di Amerika untuk menjadi populer di Indonesia.

Penerapan trend Forecasting oleh Qisthas ini memang cukup baik. Pasalnya ia juga memperkenalkan produk fashionnya melalui even fashion show di Indonesia. Memang dengan  fashion show tak langsung membuat penjualan langsung meningkat, namun saat tren fashion itu naik di Indonesia, maka akan banyak orang yang mencari produk ke dirinya.

Baca juga: Restu Anggraini ~ Sukses Jalankan Bisnis Fashion Muslim RA dan ETU dengan Semangat Kemandirian

Lini Produk Qisthas Tsana Noe’man

Dalam bisnisnya, Qisthas sendiri sudah mempunyai beberapa lini produk seperti Stas Kids, baju muslim wanita bermerek Tsana, dan Stas Women (Stas). Dan satu produk lagi bernama Qisthas menjadi proyek idealisnya dengan konsep go green (bahan kertas). Semua produknya ini  dijualnya secara langsung di toko miliknya di Jl. Riau 18, Bandung.

Selain itu produknya juga dijual lewat beberapa #reseller di Indonesia dan dengan teknik konsinyasi melalui toko Idea di FX Jakarta juga di Berrybenka. Penjualan produknya sendiri dalam satu minggu bisa mencapai 80-100 potong untuk  produk Stas saja. Angka ini belum ketika momen  high season seperti lebaran dan masuk sekolah yang bisa mencapai kenaikan penjualan hingga 100%.

Meski terbilang sukses namun Qisthas Tsana Noe’man mengaku masih ingin mengembangkan usahanya. Rencananya ke depan Qisthas ingin lebih mendorong penjualan produk Tsana dengan membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin menjadi reseller. Selain itu Qisthas juga berencana untuk memiliki toko atau reseller di semua kota besar di Indonesia.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment