Puasa itu untuk Mengendalikan Diri Sendiri, Bukan Mengendalikan Orang Lain, Ayo Koreksi Diri!

Advertisement - Scroll to Continue
pengendalian diri
Image dari Laz-alhakim-sucofindo.org

Judul artikel ini sebenarnya berasal dari salah satu status dan komentar dari seseorang di Facebook. Ditambah lagi dengan tweet dari salah satu tokoh muslim di Indonesia maka makin kokohlah keinginan saya untuk menulis tema ini. Sebenarnya kemarin hari saya sudah banyak membahas tentang inti pengendalian diri dari puasa serta penerapannya dalam dunia bisnis.

Namun entah mengapa setelah melihat status dan komentar serta tweet di #media sosial tadi saya langsung tergerak untuk menulis lagi soal pengendalian diri dari puasa yang sejati. Meski memiliki tema yang sama soal pengendalian diri seperti artikel sebelumnya, namun kali ini saya hanya akan berfokus pada hakikat pengendalian diri dari puasa secara utuh dan sejati.

Lalu seperti apakah hakikat dan makna mengendalikan diri pada puasa Ramadhan ini sebenarnya? Berikut ulasannya.

Mengendalikan Diri, Bukan Mengendalikan Orang Lain

Puasa di bulan Ramadhan memang akan mengajarkan kita untuk mengendalikan diri. Ya, sekali lagi mengendalikan diri bukan mengendalikan orang lain, benar kan? Yang harus kita kendalikan adalah diri kita sendiri, bukan diri orang lain. Bagi saya, mengendalikan diri sendiri saja terkadang kewalahan, lalu bagaimana mungkin kita mengendalikan orang lain.

Saya sendiri bukan ahli agama yang bisa mengeluarkan sejuta jurus ayat dan hadist. Tapi sejauh pengetahuan saya belajar agama Islam saya tidak pernah mendengar bahwa puasa itu untuk mengendalikan orang lain. Tapi yang sering saya dengar dari guru ngaji saya adalah puasa itu mengajarkan kita untuk mengendalikan diri sendiri.

Artikel lain: Puasa Mengajarkan Kita Untuk Menahan diri, Begitu Pun Penerapannya dalam Bisnis

Memaksa yang Menyiksa

Dalam sekian banyak episode Ramadhan memang selalu saja ada cerita tentang pemaksaan kehendak dari sekelompok orang yang melakukan merazia dan menutup usaha-usaha yang beresiko membatalkan puasa. Dan yang dilakukan kelompok orang ini seringkali bersifat kasar dan memaksa. Jika hal ini terjadi apakah memang seperti itu ajaran Islam yang sebenarnya? Saya kira hal ini bukanlah apa yang Islam ajarkan.

Menurut yang saya ketahui dan pelajari agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mengasihi sesama manusia. Bahkan tidak hanya sesama manusia tapi lebih luas lagi Islam juga mengajarkan untuk mencintai dan mengasihi semua makhluk ciptaan-Nya. Jadi dari sini apa yang sering terjadi pada episode-episode Ramadhan ini merupakan bentuk cerminan dari ajaran Islam yang mengajak untuk menyelamatkan satu sama lain.

Tingkat Ketahanan Puasa Anda Menentukan Kadar Keimanan Anda

Saya sendiri selalu miris ketika melihat berita razia yang disertai dengan pemaksaan dari sekelompok orang pada orang lain dengan sebuah dalih mengganggu puasa Ramadhan. Tapi pertanyaan saya berikutnya apakah Anda benar-benar terganggu hanya dengan dibukanya warung makan? Saya kira naif sekali hanya dengan melihat warung makan yang buka, kita jadi merasa terganggu atau terusik. Bukanlah kadar keimanan seseorang bergantung pada ketahanan yang dimilikinya? Jadi semakin mudah orang terganggu dengan hal-hal sepele dalam puasanya maka semakin rendah pula sebenarnya tingkat keimanannya.

Ya, bukan saya menafikan efek gangguan yang ada, tapi apakah kita sudah berniat dengan sungguh-sungguh untuk berpuasa pada malam hari atau ketika santap sahur? Jika kita sudah memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk berpuasa Ramadhan di esok hari lalu mengapa juga Anda harus terusik dengan hal-hal seperti makanan dan minuman yang ada di sekitar Anda.

Baca juga: 4 Tips Membuat Resolusi Tahun Baru yang Baik dan Benar Serta Mudah Diwujudkan

Puasa-puasamu Sendiri, Kok Minta Bantuan Pengusaha Warung, Mintanya Maksa Lagi

Ibadah puasa memang ibadah yang unik, karena sebenarnya hanya Anda dan Tuhan yang tahu apakah Anda sedang berpuasa atau tidak. Puasa sendiri sebenarnya tidak hanya menahan diri dari makan dan minum dari subuh hingga maghrib, tapi lebih dari itu kita harus menahan diri dari banyak hal, seperti menahan pandangan, menahan syahwat dan lainnya. Tentu saja proses menahan diri dari segala sesuatu ini harus Anda lakukan sendiri, tanpa bantuan orang lain kan.

Ya, puasa Ramadhan ini memang puasa Anda sendiri. Puasa yang tidak bisa diwakili atau dibantu orang lain. Maka dari itu karena ini adalah puasa-puasa Anda sendiri, maka sebenarnya Anda tak perlu meminta bantuan kepada pengusaha warung untuk menutup dagangannya, apalagi mintanya maksa, itu kan sungguh keterlaluan. Benar kan!

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

3 thoughts on “Puasa itu untuk Mengendalikan Diri Sendiri, Bukan Mengendalikan Orang Lain, Ayo Koreksi Diri!”

  1. Apakah Anda akan mengatakan hal yang sama kepada umat hindu yang memaksa agar umat muslim tidak menyalakan lampu rumahnya sendiri tatkala Hari Nyepi? dan jika bertepatan dg hari jum’at, bagi yg rumahnya jauh dari masjid, tidak bisa solat jumat karena tidak boleh berjalan di jalan raya…

    Jika anda berbicara kasus di Serang, itu wajar jika pemerintah daerah mewajibkan itu, krn 100% penduduknya muslim, ini masuk amar ma’ruf nahi mungkar,,, apalagi taat kepada pemerintah dalam perkara yg ma’ruf hukumnya WAJIB.

    Kenapa orang yg melanggar aturan pemerintah dalam perkara ma’ruf harus di bela-bela, dg ucapan yg hak tapi yg diinginkan adalah kebatilan, bugat kepada pemerintah

    Reply
    • Title blog ini Belajar Internet Marketing | Blog Bisnis Online | Artikel Inspiratif. Isi artikel ini lebih tepatnya ingin memberikan inspirasi pada teman-teman yang sedang berpuasa

      Reply

Leave a Comment