advertise-scroll to continue

Pemerintah Malaysia Sebut Ada Santet Via Media Sosial, Benarkah?

santet via media sosial
Image dari Paranormalbanten.com

Perkembangan teknologi membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyikapi hal hal yang berbau jadul alias ketinggalan zaman. Banyak pemikiran lama yang kemudian terhapus akibat derasnya arus teknologi yang sudah berkembang sedemikian pesat.

Hal ini juga terjadi terhadap beberapa isu tentang hal-hal gaib atau mistis yang ada di sekitar masyarakat. Adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi yang lebih komprehensif yang didasarkan fakta, membuat semakin banyak masyarakat “melek” terhadap informasi yang mungkin dulunya disikapi dengan cara berbeda.

Salah satunya seperti adanya isu santet. Namun yang unik, di negara Malaysia pemerintah setempat menyebut bahwa ada dugaan tindak praktek ilmu hitam yang dilakukan oleh seorang dukun. Yang menarik adalah, media yang digunakan oleh sang dukun dalam menjalankan aksinya yakni melalui media sosial. Hum, benarkah seperti itu? Berikut ulasan lengkapnya.

Dilakukan Para “Bomoh”

Dikutip dari laman CNET beberapa waktu lalu, pejabat dari Kementerian Cyber Security Malaysia yang menangani semua hal terkait ranah digital, Jazannul Azriq Aripin menyampaikan bahwa pihaknya telah mendapatkan masukan tentang adanya beberapa kasus terkait praktik ilmu hitam yang disangkutpautkan dengan ranah #media sosial.

Hal tersebut sontak menjadi viral tidak hanya di kawasan Malaysia namun hingga ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kabar ini memang tergolong ganjil karena dari sisi data maupun fakta, pada dasarnya akan sulit untuk kita telisik apakah kejadian tersebut benar-benar terjadi. Namun bagaimanapun, tentunya pihak Kementerian Malaysia tersebut tidak asal mengeluarkan statemen tanpa dasar yang kuat.

Dalam keterangan lebih lanjut, Jazannul Azriq Aripin menyatakan bahwa pihak yang diduga bertanggungjawab atas tindak ilmu hitam atau yang di Indonesia akrab disapa santet ini, didalangi oleh beberapa orang “pintar” alias dukun yang biasa disebut oleh masyarakat Malaysia dengan nama bomoh.

Bomoh sebenarnya merupakan beberapa orang yang mempunyai pengetahuan lebih dalam hal pengobatan. Istilah bomoh mulai muncul pada abad ke 17 dan terus berkembang hingga saat ini. Namun Sangat disayangkan, di era modern bomoh lebih dikonotasikan pada hal yang bersifat negatif.

Menjalankan Aksi Dengan Mencuri Foto Calon Korban

Pun demikian terlepas benar atau tidaknya, seiring perkembangan zaman bomoh juga mulai mengadaptasi adanya teknologi untuk menjalankan “pekerjaan”nya. Termasuk ketika dikaitkan dengan tindak ilmu hitam, kabarnya mereka memulai aksi tidak lagi dengan cara “jadul”, seperti meminta foto atau nama calon korban, melainkan dengan memantau kondisi korban via online. Caranya, yakni dengan memanfaatkan fasilitas media sosial.

Dengan adanya kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial, kita bisa dengan mudah menemukan banyak data ataupun aktivitas terkait kehidupan seseorang. Dari situlah para pelaku mencari dan mengambil foto calon korban yang dipajang di  akun media sosial pribadi mereka. Yang lebih mencengangkan, kabarnya foto yang menjadi sasaran empuk para pelaku adalah foto yang lebih “terbuka” atau kurang sopan.

“Jangan kaget jika bomoh sudah makin pintar dan mereka mungkin memasang internet nirkabel untuk melakukan praktik ilmu hitam,” ungkap Jazannul Azriq Aripin.

Menanggapi Isu Dengan Lebih Bijak

Saat ini memang belum dipastikan tentang kebenaran dari isu santet online tersebut. Namun yang pasti dari pemberitaan tersebut kita bisa mengambil informasi dan pengalaman penting tentang bagaimana memanfaatkan #teknologi secara lebih bijak.

Seperti halnya dalam mengunggah foto di media sosial, memang tidak ada salahnya. Namun tetap ada etika yang harus kita jaga dalam menjalankan aktivitas digital tersebut. Contohnya ketika mengupload foto, akan lebih baik jika kita tidak menampilkan foto yang mampu mengundang kejahatan seperti foto yang terlalu terbuka atau menunjukkan harta yang kita miliki secara berlebihan.

Selain itu juga dalam hal menyampaikan informasi pribadi, kita harus tetap selektif memilih informasi mana yang bisa di sebar di media online dan mana yang tidak. Hal tersebut merupakan langkah antisipatif dari beragam tindakan kejahatan atau resiko negatif lainnya yang kini bisa berkembang dan menyasar siapa saja. Be smart Be save!

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

2 thoughts on “Pemerintah Malaysia Sebut Ada Santet Via Media Sosial, Benarkah?”

  1. masa iyah teknologi udah maju masih aja percaya sama yang namanya santet, emang pasti masih ada santet tapi karena udah tergerus zaman, makin lama ilmu santet juga makin pudar

    Reply

Leave a Comment