Pantai Adalah Tempat yg Cocok untuk Mengoperasikan Startup

Advertisement-Scroll to Continue

Banyak orang yang berpikir bahwa menjalankan #startup harus dilakukan di kawasan perkotaan besar yang identik dengan kesan mewah dan profesional. Merintis startup di daerah perkotaan akan memberikan kemudahan akses lokasi, infrastruktur yang terkesan modern dan mudah mengakses beragam fitur teknologi lainnya. Padahal tak selamanya lho menjalankan startup di perkotaan besar bisa menjadi penentu kesuksesan.

Menjalankan startup bisa dilakukan dimana saja, bahkan di pantai sekali pun. Ya, di pantai. Salah seorang perintis startup berbasis software, Jon Yong Fook telah membuktikan hal ini. Yong Fook telah menjalani kehidupan ala digital nomad (nomaden) selama kurang lebih 18 bulan di berbagai kawasan pantai di Asia.

Bagi Yong Fook, ia merasa bahwa gaya hidup tersebut sangat positif dan dapat membuat ia bisa mengembangkan startup nya secara maksimal. Meskipun masih banyak orang yang menganggap digital nomad sebagai kegiatan yang kurang bermanfaat, namun Yong Fook bersedia memaparkan keunggulan digital nomad di pantai seperti alasan berikut ini:

Artikel lain: Mengapa Bandung Cocok Dinobatkan Sbg Sillicon Valley-nya Indonesia?

Bebas Dari Jam Kerja di Malam Hari

Ketika tinggal di daerah pantai yang minim penerangan seperti di kawasan Amed di bagian utara Bali atau di suatu pantai di daerah Thailand, penerangan berangsur-angsur mulai hilang sejak matahari mulai tenggelam. Hal ini tentu memaksa kita untuk menghentikan aktivitas pekerjaan dan mulai membiasakan diri untuk beristirahat.

Hal ini juga akan membuat tubuh mengatur jam biologisnya secara lebih efisien. Yong Fook bahkan menyatakan bahwa berada di daaerah pantai yang minim penerangan bisa membuat kita tidur pada pukul 9 malam dan secara otomatis terbangun pada pukul 5 pagi. Hal ini tentu sangat baik karena kita bisa memulai aktivitas di pagi hari dengan semangat dan tubuh bugar karena memiliki jam tidur yang cukup.

Biaya Hidup yang Lebih Murah

Tinggal di pantai itu murah? Tentu saja. Namun hal ini tetap tergantung dari tingkat kenyamanan yang kita inginkan ketika akan menjalankan konsep hidup ala digital nomad. Bila kita ingin tinggal di hotel berbintang 3 yang begitu nyaman dan banyak fasilitas, mungkin kita akan merogoh kocek cukup dalam. Berbeda halnya dengan tinggal di penginapan yang sederhana. Hal ini akan membantu kita menghemat biaya karena tak perlu menyewa ruangan kantor yang mahal di kawasan kota besar.

Meminimalkan Pilihan Hidup yang Harus Dibuat

Ada alasan unik mengapa banyak orang-orang sukses di dunia (seperti Steve Jobs, Mark Zuckerberg dan Obama) selalu menggunakan baju berwarna sama setiap hari. Meminimalkan pilihan yang harus diambil setiap hari akan membuat otak memiliki cukup “ruang besar” untuk menentukan hal-hal penting lainnya secara lebih baik. Sehingga tanpa perlu memikirkan baju apa yang ingin dipakai hari ini, hal tersebut dapat meminimalkan “decision fatigue” pada otak.

Decision fatigue rupanya bisa dimimalkan dengan menjalankan startup secara digital nomad. Kita jadi tak perlu terlalu khawatir dengan keadaan ruang yang terlalu kompleks, tak perlu khawatir dengan ribetnya perjalanan layaknya di tengah kota dan tak perlu memusingkan busana yang harus digunakan setiap hari. Melakukan pekerjaan secara produktif menjadi satu-satunya fokus bagi para pelaku digital nomad.

Bisa Menghindari Hal-Hal yang Mengurangi Produktivitas

Perkotaan besar biasanya dipenuhi dengan pusat perbelanjaan modern, tempat-tempat wistaa kuliner serta produk alkohol dan rokok yang berlimpah. Hal ini tentu akan sulit kita temui saat berada di pantai. Berada di pantai membuat kita bisa menghindari hal-hal yang mengurangi produktivitas. Sehingga kita tak pelru menghabiskan waktu untuk terlalu lama refreshing di pusat perbelanjaan atau mengonsumsi banyak hidangan kurang sehat yang dapat menurunkan kualitas kesehatan.

Punya Banyak Semangat dan Motivasi

Bekerja di pantai akan membuat kita lebih termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum jam makan siang. Lalu sesudah jam makan siang, kita bisa mulai rileks dan bersantai sambil menikmati pantai sambil berenang, snorkling, berjemur atau sekedar menjelajahi pantai. Bekerja akan jadi lebih giat bila kita memiliki tujuan dan motivasi tersendiri. Karena hidup tetap butuh keseimbangan antara kebutuhan pribadi dengan kewajiban pekerjaan.

Baca juga: 8 Jenis Usaha/ Bisnis Yang Cocok di Tempat Wisata

So, ternyata tak ada salahnya mencoba menjadi digital nomad yang hidup dari satu pantai ke pantai lain. Karena sesungguhnya pekerjaan tak boleh jadi halangan bagi kita untuk menikmati kebahagiaan dalam hidup. Meraih kebahagiaan akan memberikan kita produktivitas dan semangat lebih di hari-hari esok.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment