Muhammad Jajang ~ Kembangkan Nagitec, Hingga “Saling Sikut” Dengan Mantan Perusahaan

Advertisement-Scroll to Continue
Muhammad Jajang
Image dari Gurita.id (Muhammad Jajang-Berdiri)

Mungkin banyak orang yang saat ini berpikir bahwa mencapai sebuah kesuksesan besar akan lebih afdol jika dibarengi dengan keamanan dan keterjaminan dari penghasilan yang mereka dapatkan. Inilah yang membuat banyak generasi muda yang lebih berpikir untuk menjadi pegawai daripada memulai sebuah usaha baru. Mereka masih canggung dan merasa ragu apakah usaha yang mereka jalankan bisa menjamin kehidupan mereka dengan lebih baik.

Yang pasti sosok Muhammad Jajang, bukan satu dari  orang yang mempunyai pemikiran tersebut. Alih-alih tetap menjalankan karir di sebuah perusahaan IT, ia rela melepas jabatan untuk membangun bisnisnya sendiri, yakni Nagitec. Bahkan yang unik ya sampai pernah “saling sikut” dengan mantan perusahaan untuk mendapatkan klien bisnis.

Namun hal tersebut akhirnya membuahkan hasil. Perusahaan Nagitec yang mengambil ranah layanan serupa dengan perusahaan tempat dia bekerja sebelumnya ini, berhasil menjadi unit bisnis yang cukup populer di kalangan klien besar.

Keputusan Besar Meninggalkan Perusahaan Lama

Sebelum benar-benar terjun mengurus bisnis baru miliknya sendiri, Muhammad Jajang telah bekerja di sebuah perusahaan IT yang cukup besar di Jakarta. Namun karena keinginannya untuk memiliki bisnis sendiri teramat besar, ia memutuskan untuk keluar dengan menggandeng seorang rekan yang juga bawahannya, Aswin Hadinata.

Dari situ mereka mulai menata konsep bisnis yang ingin dijalankan. Tak jauh beda dengan perusahaan sebelumnya, Jajang juga menyasar ranah layanan informasi teknologi sebagai bidang garapan. Namun sebagai sebuah unit bisnis baru, tentunya ia diharuskan untuk siap menghadapi beragam masalah dan tantangan. Tantangan terbesar pertama justru datang dari lingkungan mantan perusahaan yang memandang bahwa keputusan Jajang tersebut adalah pilihan yang tidak tepat.

Artikel lain: Martin Hartono, Pengusaha Muda Penguasa Bisnis Digital Indonesia

Namun hal itu tidak dianggap sebagai hambatan yang melemahkan semangat bisnis Jajang. Justru ia merasa tertantang untuk mengembalikkan kondisi dan pandangan orang lain, bahwa ia juga bisa mendapatkan kesuksesan besar dari bisnis miliknya sendiri tersebut.

Mulai Membangun Nagitec

Setelah menentukan nama Nagitec sebagai identitas perusahaannya, Jajang mulai menyusun tim kerja yang terdiri dari dirinya sebagai founder, berapa tenaga sales, bagian teknis, admin serta beberapa petugas lain.

Yang menarik saat awal mengembangkan bisnis, Jajang merasa bahwa kantor bukankah sebuah hal yang teramat penting untuk mendukung bisnisnya. Meskipun bisa menjadi menarik minat dan kepercayaan klien, namun ia yakin bahwa lokasi awal ketika ia membangun bisnis tidak harus berada di tempat yang “sempurna”.

Selentingan dari rekan-rekan Jajang di perusahaannya terdahulu mengatakan bahwa ketika ingin menjalankan bisnis di bidang teknologi, maka kantor perusahaan tersebut wajib berada di kawasan Jakarta sebagai pusat perkembangan di Indonesia. Hal tersebutlah yang ingin coba dipatahkan oleh Jajang. Bahkan pada saat awal menjalankan usaha, ia pernah menempatkan kantor di lantai dua rumahnya sendiri yang sebelumnya dia gunakan sebagai kandang burung.

Perlahan dengan mulai bertumbuhnya skala bisnis, Nagitec akhirnya bisa mendapatkan markas baru di kawasan Depok. Dengan peningkatan usaha serta jumlah klien yang menggunakan jasa perusahaan, praktis menjadi bukti bahwa pemilihan kantor di jantung ibukota tidak selalu menentukan kesuksesan perusahaan berbasis teknologi.

Pengalaman Muhammad Jajang Bersaing Dengan Mantan Perusahaan

Selama perjuangan mendirikan Nagitec, mungkin momen bersaing dengan mantan perusahaan sendiri adalah pengalaman yang paling menarik bagi seorang Muhammad Jajang. Hal tersebut dimulai ketika ia berhasil menarik minat sebuah klien besar yakni perusahaan Telkom untuk menjajal jasa layanan dari Nagitec.

Melihat track record dari Jajang, membuat perusahaan yang berbasis jasa telekomunikasi tersebut yakin dan memutuskan untuk bekerjasama dalam hal maintenance sistem perusahaan. Uniknya setelah 10 bulan menjalin kerjasama, muncul komplain dari mantan perusahaan yang merasa tidak senang dengan kerjasama tersebut. Demi menghindari konflik serta berdasarkan dari keputusan pihak Telkom sendiri, akhirnya kerjasama tersebut harus diputus dengan kembalinya Telkom kepada sang mantan perusahaan.

Baca juga: Daftar Orang Terkaya di Indonesia Saat Ini

Dari pengalaman tersebut, pelajaran yang didapatkan oleh Jajang adalah bahwa rejeki telah diatur oleh Tuhan dan tidak akan mungkin untuk tertukar. Dari situ ia terus berusaha untuk menggali dan memper erat jaringan klien potensial yang selama ini ia kenal. Hasilnya tak lama setelah kasus tersebut, Nagitec justru berhasil mendapatkan klien dengan nilai proyek yang bisa dibilang lebih besar.

Menggandeng perusahaan Telkom Sigma yang merupakan anak perusahaan dari Telkom, gerbang peluang mengembangkan bisnis Nagitec justru semakin lebar. Ditambah dengan jaringan komunitas para pemilik perusahaan besar yang berhasil didapatkan Jajang, lama kelamaan portofolio Nagitec berhasil penuh dengan keberhasilan menggarap proyek-proyek besar.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment