Menilik Gemerincing Untung Bisnis Pembuatan Celengan Berbahan Limbah

Advertisement - Scroll to Continue
bisnis pembuatan celengan
Image dari Ciputraentrepreneurship.com

Siapa sangka dari hal yang sederhana kita bisa mendapatkan sebuah #peluang bisnis yang menjanjikan. Bahkan dari kegiatan iseng belaka, sebagian orang akhirnya berhasil sukses mengembangkan bisnis aneka usaha.

Salah satunya seperti yang dijalani oleh seorang ibu rumah tangga bernama Yuni Triana. Wanita asal daerah Semanggi, Solo ini memulai bisnis pembuatan celengan berbahan dasar limbah dari ketidaksengajaan. Berawal dari permintaan buah hati untuk dibuatkan sebuah celengan unik, nyatanya produk karya Yuni berhasil menarik minat banyak konsumen. Bahkan dari hasil bisnisnya tersebut, ia bisa menambah pemasukan keluarga secara mandiri.

Selengkapnya tentang kisah Yuni Triana mengembangkan bisnis pembuatan celengan, bisa Anda simak pada artikel di bawah ini.

Bermula Dari Permintaan Anak

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, awal mula perjumpaan Yuni dengan peluang bisnis pembuatan produk celengan, justru berawal dari hal yang tidak disengaja. Kala itu sang anak meminta dirinya untuk dibelikan celengan. Namun karena ia berfikir bisa membuat sendiri, maka mulailah ia mengkreasikan sebuah celengan untuk sang anak.

Bahan yang ia gunakan waktu itu adalah sebuah karton bekas berbentuk silinder yang umumnya digunakan untuk gulungan kain atau material lain. Ditambah dengan kreasi kain flanel aneka warna, jadilah sebuah celengan unik, yang tidak hanya mempunyai nilai fungsi namun juga memiliki tampilan yang sangat menarik.

Artikel lain: Ratu Yuliana ~ Perjuangan Dari Waitress Hingga Sukses Berbisnis Aksesoris

Dari situ, produk celengan dari Yuni sempat diperlihatkan ke beberapa keluarga, rekan serta juga teman anaknya. Tak disangka banyak yang memberikan input positif dan mengaku tertarik dengan produk celengan yang ia buat.

Menawarkan Beberapa Kelebihan

Terdapat beberapa kelebihan produk celengan buatan Yuni jika dibandingkan dengan produk sejenis. Kelebihan yang pertama dari produk celengan buatan Yuni adalah dari daya tahannya. Menggunakan silinder karton yang kuat membuat produk celengan miliknya diklaim mempunyai daya tahan yang tinggi. Namun meskipun sangat kuat dan keras, celengan tersebut tetap aman untuk digunakan anak-anak.

Hal ini tentunya sangat penting karena nantinya pengguna dari produk celengan tersebut mayoritas merupakan anak-anak. Seperti kebanyakan barang yang dimiliki oleh anak-anak, tak jarang mereka memainkan barang tersebut sepanjang waktu. Jika bahan yang digunakan tidak kuat atau gampang pecah, tentu celengan tersebut juga tidak bisa berfungsi secara maksimal.

Kelebihan berikutnya yakni dari sisi desain dan tampilan. Produk celengan karya Yuni mempunyai banyak motif seperti tokoh kartun Hello Kitty dan Donal Bebek. Ditambah dengan balutan warna-warni kain flanel, tentunya celengan tersebut terasa sangat eye cacthing bagi anak-anak.

Bisnis Pembuatan Celengan Dibantu Oleh Anggota Keluarga

Pada masa awal pembuatan produk celengan, Yuni mengaku mengerjakannya secara pribadi. Namun kemudian ia akhirnya dibantu oleh tiga orang anggota keluarga. Hal tersebut dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lebih besar. Bermula dari tahun 2014 silam, hingga saat ini usaha kecil rumahan yang dirintis oleh Yuni mampu menghasilkan tak kurang dari 24 produk celengan setiap harinya.

Mengenai harga, hal ini juga menjadi kelebihan dari produk handmade tersebut. Celengan unik produksi Yuni dibanderol dengan harga mulai Rp7.000 hingga yang termahal yakni Rp20.000 perbuah. Jika dibandingkan dengan produk celengan lain yang berbahan kuat, harga celengan terbilang lebih terjangkau.

Untuk masalah distribusi produk, celengan kreasi Yuni telah dipasarkan di beberapa toko di kawasan Solo, Karanganyar, Klaten serta Sukoharjo. Dari proses pemasaran tersebut keuntungan yang bisa didapatkan oleh Yuni yakni mencapai Rp2 juta per bulan.

Baca juga: Ratna Miranti ~ Berawal Dari Kesalahan Kecil Kini Berbuah Kesuksesan Besar

“Kualitas celengan buatan saya sangat kuat dan menarik sehingga omsetnya lumayan rata-rata Rp2 juta per bulan. Lumayan hasilnya untuk tambahan memenuhi kebutuhan keluarga,” ungkap Yuni.

Kendala yang dihadapi oleh Yuni dalam mengembangkan usaha miliknya tersebut yang terbesar yakni terkait kurangnya tenaga kerja. Meski telah dibantu oleh tiga orang anggota keluarga, Yuni mengaku masih merasa kewalahan untuk memenuhi pesanan terutama di musim liburan dan menjelang lebaran. Ke depan untuk meningkatkan skala produksi, Yuni berencana untuk menambah pegawai di samping juga terus berinovasi untuk mengembangkan produk yang lebih baik.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment