advertise-scroll to continue

Menilik Asyiknya Jalani Profesi Backpaker

Profesi-Backpaker
Image dari thestar.com

Saat ini, cukup banyak masyarakat yang menyukai kegiatan traveling ke tempat-tempat baru yang menarik. Tak jarang mereka pun memilih cara backpacker untuk lebih berhemat. Bahkan ada pula yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi seorang backpacker.

Seseorang yang punya profesi backpacker bukan hanya melulu “menggembel” ke berbagai daerah tanpa bekal dana yang cukup, namun terdapat passion di dalamnya.  Saat ini, nyatanya dunia backpacking menawarkan sesuatu yang lebih, yaitu sebuah peluang profesi yang pastinya tidak bisa dipandang sebelah mata. Berikut ulasannya.

Artikel lain: Cara Membuat Paspor Secara Online

Backpacker, Antara Passion dan Profesi

Jika ditanya, apakah menjadi seorang backpacker bisa dilakukan semua orang? Sebenarnya untuk melakukan hal tersebut tidak terlalu sulit. Semua orang pun bisa menjadi seorang backpacker tanpa harus khawatir kehilangan sumber mata pencaharian. Namun yang menjadi catatan, tak semua mata pencaharian bisa dilakukan sembari traveling.

Faktor utama yang membantu para backpacker untuk bisa tetap memperoleh sumber penghasilan adalah internet. Dengan adanya internet, mereka bisa berinteraksi secara langsung dengan semua pihak. Entah itu masyarakat umum ataupun berhubungan langsung dengan para penerbit buku, majalah atau pemilik situs online.

Dari situ, para backpacker bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka impi-impikan. Banyak yang sudah melakukan hal ini. Mereka yang suka traveling tentu tahu dong nama Trinity, seorang wanita yang sukses dengan buku seri The Naked Traveler miliknya. Bahkan Trinity juga telah selesai berjalan-jalan keliling dunia Round the World (RTW) yang dilakukannya selama satu tahun.

Ada pula nama lainnya, yakni Dina Rosita dan Ryan Koudys yang terkenal dengan sebutan duaransel. Pasangan suami istri berkebangsaan Indonesia dan Kanada. Tercatat mereka telah berkeliling ke puluhan negara di dunia dalam empat tahun terakhir. Keduanya pun bepergian dengan hanya mengandalkan tas backpack.

Lantas bagaimana mereka bisa mendapatkan modalnya untuk berkeliling dunia? Dina dan Ryan bisa dibilang melakukan langkah yang ekstrem untuk mencapai hal tersebut. Mereka rela menjual semua harta benda miliknya agar bisa menjadi seorang backpacker sejati. Alhasil, mereka pun mengatakan bahwa semua tempat adalah rumah.

Dalam hal pekerjaan, Dina dan Ryan pun mengandalkan laptop dan internet. Dina yang merupakan lulusan ITB menjadi seorang travel writer. Sementara Ryan tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebagai seorang programmer. Tentunya jenis pekerjaan keduanya bisa dilakukan karena mereka memang tak diwajibkan untuk mengunjungi klien ataupun kantor.

Untuk melakukan sosialisasi, baik Trinity dan Dua Ransel pun mengandalkan internet sebagai sarana utamanya. Masing-masing memiliki akun di beberapa jejaring sosial yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Dengan begitu, nama keduanya pun menjadi dikenal dan tak jarang mereka juga menjadi pembicara di sebuah workshop penulisan.

Artikel lain: 6 Travel Blogger Indonesia Terpopuler di Instagram

Peluang Menjalani Profesi BackPacker

Lalu, apakah hal ini juga bisa diikuti oleh masyarakat umum? Tentunya bisa. Karena syarat untuk menjadi seorang travel writer seperti Trinity dan Dua Ransel sebenarnya tidak terlalu berat. Tidak ada yang namanya wawancara seperti halnya pada saat melamar kerja. Tak ada pula syarat harus memiliki IP di atas 3.0 ataupun harus lulusan perguruan tinggi ternama di tanah air.

Menjadi seorang travel writer bisa dilakukan dengan modal keberanian. Lihat bagaimana Dina dan Ryan yang berani meninggalkan kehidupan nyamannya. Lihat bagaimana mereka berani menjual apartemennya yang berada di Kanada. Lihat bagaimana mereka berani menyebut bahwa semua tempat yang dikunjunginya sebagai rumah.

Namun menjadi seorang travel writer juga bukan hal yang mudah. Terdapat beberapa hal yang harus dipunyai oleh seorang travel writer. Gol A Gong dalam buku Te-We (Travel Writer) menyebutkan bahwa seorang travel writer mutlak harus melakukan perjalanan. Dengan begitu, seorang travel writer memiliki sudut pandang yang berbeda jika dibandingkan masyarakat umum. Selanjutnya, seorang travel writer pun bisa menyajikan tulisan yang membuat para pembacanya sangat tertarik dengan destinasinya.

Selanjutnya, Gol A Gong juga menuliskan bahwa travel writer bisa mengungkapkan berbagai hal dalam hasil tulisannya. Entah itu tentang daerahnya, tujuan wisata, keunggulan pariwisata, hotel, kebudayaan setempat atau bahkan tentang dirinya sendiri. Tak lupa, travel writer juga bisa dengan bebas menulis tulisan perjalanannnya dengan sudut pandang yang paling disukainya.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa seorang travel writer bisa melakukan pekerjaannya di manapun. Pekerjaan ini bisa dilakukan tanpa harus memandang tingkat pendidikan seseorang. Pekerjaan ini juga tak membutuhkan kualifikasi tinggi. Pekerjaan ini bisa dilakukan dengan hanya kemauan dan keberanian yang tinggi untuk terus belajar.

Selain itu, seorang travel writer yang tak bisa bertatap muka secara langsung dengan para kliennya juga harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Bukan berarti setelah menjadi travel writer yang ternama, seperti Trinity misalnya, Anda bisa terhindar dari praktek penipuan. Dalam akun Twitternya, Trinity pun mengaku kalau dirinya pernah juga ditipu dan ujungnya dia tak mendapatkan honor dari hasil tulisannya.

Yang terakhir, fasilitas juga menjadi hal yang harus diperhatikan oleh seorang travel writer. Dengan cara bekerja yang tak berhadapan dengan klien, maka cara yang efektif untuk bisa berkomunikasi adalah melalui internet. Terlebih saat ini kita bisa menemukan dengan mudah akses internet di berbagai belahan dunia dengan berbagai macam jenis komunikasi. Entah itu chatting, voice calling, voice chatting dan lainnya.

Semoga ulasan serta sedikit kisah di atas bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang mungkin juga mempunyai passion di bidang Backpacking atau bahkan bagi Anda punya profesi backpacker lain di seantero dunia. Let’s go see the world guys.

Baca juga: Beberapa hotel murah di Jogjakarta

Sebagai tambahan inspirasi berikut ini kami sajikan video wawancara dari Trinity, backpacker sejati asli Indonesia.

Maxmanroe

A Blogger, YouTuber, and Trader. Start getting to know Online Business since 2012 and continue to learn about internet business until now. Currently active as a content writer at Maxmanroe.com.

8 thoughts on “Menilik Asyiknya Jalani Profesi Backpaker”

  1. Sangat inspiratif dan saat ini Backpacker seperti gaya hidup, banyak anak muda merasa sudah menjadi backpacker meski dalam pengertian ‘style” dan belum benar benar memahami bagaimana cara memperoleh financial dari kegiatan tersebut,. Informastif sekali mas Maxmanroe..Sukses…

    Reply
  2. Wah tenkiu banget dengan adanya artikel ini, tambah semangat untuk bikin blog tentang traveling, yang keduanya belum bisa di laksanakan…. sukses bro… buat anda, tulisannya menarik untuk dibaca

    Reply
  3. Seorang backpacker itu harus cerdas.
    Cerdas ngurusin waktu, duit, dan semuanya :D
    Gue sih kayaknya maish belum mampu jadi seorang backpacker :D

    Reply
    • Bener banget mas, ga semua orang bisa jadi Backpacker. Hitung-hitungannya harus pinter dan mau ngerjain hal-hal kecil yang merepotkan.

      Reply
  4. Inspiratif, bagaimana seorang backpacker membiaya perjalanannya, salah satunya secara online dengan menjadi travel writting seperti Dina Rosita. Selain menariknya dunia backpacker, ada sesuatu yang lain saya lihat dalam artikel di atas, keberanian meninggalkan zona nyaman untuk mencari sesuatu yang lain, dan kalau ada tekad dan kerja keras, semua bisa disiasati ..

    Reply

Leave a Comment