Mengintip Peluang Raup Untung Dari Tren Mendaki Gunung

Advertisement-Scroll to Continue
Image dari Duniabackpacker.net
Image dari Duniabackpacker.net

Dalam beberapa waktu belakangan, hobi atau tren pendakian gunung nampaknya semakin eksis. Meski sempat dibumbui stigma negatif berkaitan dengan kepedulian kebersihan lingkungan, namun nyatanya kegemaran yang termasuk cukup menantang ini semakin banyak diminati. Berangkat dari alasan apapun seseorang mendaki gunung, baik passion, olahraga atau hanya mengisi waktu luang, kegiatan yang satu ini ternyata juga menyimpan potensi bisnis yang tak kalah menjanjikan lo.

Salah satu ceruk bisnis di bidang pendakian gunung berhasil tercium oleh seorang pendaki kawakan bernama Jariyanto. Sebagai orang yang sudah lama bergelut dengan olahraga pendakian, ia faham betul terdapat satu masalah yang sering menghinggapi para pendaki pemula. Yakni tidak mempunyai peralatan pendakian yang layak untuk mendaki gunung. Jika memakai alat seadanya tentu akan berbahaya. Namun jika harus membeli baru selain harganya mahal, alat tersebut nantinya juga tidak bisa digunakan secara rutin.

Peluang inilah yang dimanfaatkan Jariyanto dengan membuka jasa penyewaan peralatan pendakian. Dengan modal beragam alat yang telah ia miliki, Jariyanto mengaku bisnis tersebut mempunyai perputaran modal yang sangat cepat dan bisa sangat menguntungkan jika dikelola dengan cermat.

Artikel lain: EasyGo Toilet ~ Melirik Kesuksesan Usaha Unik Bisnis Sewa Toilet Portable

Ingin tahu lebih dalam tentang bisnis penyewaan alat pendakian ala Jariyanto ini? Berikut ulasan lengkapnya.

Dimulai 3 Tahun Lalu

Hobi mendaki gunung memang sudah banyak dijalankan sejak bertahun-tahun lalu, namun salah satu momentum kian populernya  kegiatan pencinta alam ini adalah sewaktu film “5 cm” dirilis. Film yang mengisahkan pendakian sekelompok remaja di salah satu kawasan pegunungan tersebut, banyak menyuguhkan sisi menarik dan menantang dari hobi pendakian. Dan praktis, banyak pemuda bahkan yang tidak mempunyai pengalaman atau kegemaran di bidang pendakian, kemudian justru kepincut dan dimulailah tren pendakian hingga saat ini.

Tepatnya pada tahun 2012, Jariyanto mulai membuka jasa penyewaan alat daki setelah melihat peluang besar tersebut. Dengan nama layanan Wastu Outdoor, Jariyanto mulai memperkenalkan bisnisnya tersebut tidak hanya di kalangan pendaki amatir namun juga untuk masyarakat umum.

Pada awalnya alat yang disewakan oleh Jariyanto memang tidak terlampau banyak. Dengan peralatan umum yang sudah ia miliki sejak lama, ia kemudian menambah beberapa alat lagi untuk melengkapi peralatan yang sudah ada. Kini peralatan yang ia sewakan terbilang sudah cukup lengkap diantaranya mulai dari ransel daki, alat masak, tenda, kantong tidur dan lain sebagainya.

Perputaran Bisnis yang Cepat

Salah satu alasan yang menarik minat Jariyanto untuk membuka bisnis jasa penyewaan ini adalah perputaran bisnis yang terbilang cepat. Hal ini dikarenakan hasil uang penyewaan yang ia dapatkan dalam rentan waktu yang tidak terlalu lama, sudah bisa ia belikan peralatan baru untuk menambah koleksi. Ini berarti omzet bisnisnya pun sudah berkembang lebih besar dalam waktu singkat.

Jariyanto menjelaskan saat ini dari berbagai alat yang ia sewakan, dirinya mematok biaya mulai dari Rp5 – 35 ribu per item / hari. Dengan umumnya seorang pendaki menyewa kurang lebih selama 5 hari dan mengambil beberapa item, tentu pendapatan yang masuk bisa dikalikan sendiri. Oleh karena itu, sang founder membocorkan bahwa dalam 10 hari saja, dirinya sudah bisa membeli alat baru dari hasil biaya sewa.

Tantangan dan Peluang Jasa Penyewaan Alat Pendakian

Dalam setiap usaha tentu tidak luput dari yang namanya resiko dan untuk jasa penyewaan alat daki ini Jariyanto mengaku ada beberapa kendala umum. Salah satunya yang paling krusial adalah terkait kondisi alat yang disewakan. Seperti diketahui bahwa kegiatan mendaki gunung termasuk mempunyai resiko yang cukup besar. Oleh karena keamanan lewat alat yang dipakaipun wajib benar-benar terjaga.

Oleh karena itu, untuk memastikan kualitas alat yang disewakan, Jariyanto selalu merawat dengan detil setiap alatnya sendiri. Bahkan dirinya menyampaikan kepada para konsumen, agar mengembalikan alat daki dalam kondisi habis pakai tanpa dibersihkan sendiri oleh si penyewa. Hal ini karena ada kemungkinan proses pembersihan justru kurang tepat dan akhirnya membuat alat tersebut menjadi rusak.

Baca juga: Mau Bisnis PPOB (Online Payment) Anda Sukses? Perhatikan dan Terapkan 4 Hal Berikut Ini

Tantangan kedua adalah jika terjadi kerusakan atau hilangnya alat yang disewa. Untuk mengatasi hal ini, sang pemilik menerapkan setiap penyewa wajib menintipkan kartu pengenal (KTP) asli saat menyewa. Dan untuk jumlah alat yang banyak, KTP yang harus dititipkan juga lebih dari satu buah.

Saat ini Jariyanto melihat bahwa potensi bisnis ini masih sangat menjanjikan karena umumnya jasa penyewaan alat daki umumnya hanya melayani konsumen para pendaki atau komunitas saja. Jadi bagi yang berani menggarap pasar masyarakat umum tentu peluangnya masih sangat potensial untuk dijalankan.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

2 thoughts on “Mengintip Peluang Raup Untung Dari Tren Mendaki Gunung”

  1. Wah, ide yang cemerlang juga ne gan… :) Sepertinya usaha ini sangat menguntungkan, apalagi dibuka didekat lokasi pegunungan..

    Reply

Leave a Comment