advertise-scroll to continue

Mengenal Dayu Dara Permata dan Windy Natriavi, Duo Jelita di Balik Layanan Bisnis Go-Life Dari Go-Jek

Dayu Dara Permata dan Windy Natriavi
Image dari Techinasia.com

Go-Jek yang kita kenal sebagai bisnis layanan transportasi berbasis #aplikasi memang tidak hanya menyajikan layanan diatas kendaraan saja. Pasalnya sejak 5 Oktober 2015, Go-Jek telah meluncurkan tiga layanan gaya hidup (Go-Life)  yaitu Go-Clen, Go-Glam da Go-Massage. Nah kehadiran layanan yang menyasar kalangan kelas atas ini sendiri dikonsep dan sekaligus digawangi oleh dua wanita jelita yaitu Dayu Dara Permata (Dayu) dan Windy Natriavi (Windy).

Ditangan kedua pemudi inilah Go-Jek makin menunjukkan eksistensinya sebagai perusahaan yang mumpuni dan profesional. Lalu seperti apakah kiprah Dayu dan Windy dalam memimpin layanan gaya hidup dari Go-Jek ini? Berikut kisahnya.

Dibujuk Nadiem Makarim

Bergabungnya Dayu dan Windy sendiri ke #Go-Jek diakui Dayu karena adanya bujukan dari founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim. Diakui juga oleh Dayu ia kemudian tertarik bergabung dengan Go-Jek karena dirinya tertarik dengan visi Nadiem dalam pengembangan ekonomi kerakyatan hingga memberikan dampak membuat penghidupan yang lebih baik padanya.

Meski kemudian harus mengakhiri karirnya sebagai konsultan di McKinsey, namun Dayu tetap yakin dan tak ragu dengan pilihannya mengembangkan layanan Go-Life dari Go-Jek. Untuk membantunya mengembangkan Go-Life sendiri kemudian Dayu yang merupakan Jurusan Teknik Industri ITB ini mengajak sahabatnya Windy untuk bergabung. Dari sini hadrilah Datu dan Windy sebagai pengelola Go-Life dari Go-Jek.

Artikel lain: Alamanda Shantika Santoso ~ Eksekutif Wanita Pendorong Bisnis GoJek Indonesia

Kerja Keras Merintis Go-Life

Setelah bergabung, Dayu dan Windy pun mulai merintis Go-Life. Meski tak punya pengalaman apapun di bidang bisnis informal, Dayu dan Windy tak mau berputus asa untuk mengembangkan Go-Life. Mereka pun mau tak mau harus turun gunung untuk mencari mitra kerja Go-Life. Dari penyedia jasa layanan kecantikan, pembersih dan pemijat yang ada mereka menawarkan kerjasama. Ada yang menolak ada juga yang menerima.

Dalam proses perintisan ini sendiri, Windy sendiri mempunyai cerita unik. Jadi dalam perekrutan calon mitra Go-Life itu Windy pun harus memastikan langsung pelayanannya dengan merelakan dirinya dipijat berkali-kali hingga badannya terasa remuk. Hal ini memang harus dilakukannya guna memastikan kualitas layanan calon mitra.

Tidak hanya Windy yang punya cerita, Dayu pun memiliki ceritanya sendiri juga dalam merintis Go-Life. Saat dirinya mendatangi ke beberapa restroom di hotel dan mall untuk mengajak bekerjasama, ia seringkali ditanya dampak yang didapat mitra jika bergabung Go-Life dari Go-Jek. Apakah penghasilan saya akan meningkat setelah bergaung Go-Jek? Inilah pertanyaan yang sering dilontarkan calon mitra bisnis pada Dayu.

Perkembangan Bisnis Go-Life

Dari sekian usaha dan perjuangan yang dilakukan akhirnya Dayu dan Windy pun memperoleh hasilnya. Dalam waktu satu bulan saja setelah peluncurannya sendiri, mereka telah mampu merekrut 5.000 orang mitra bisnis. Dari 5.000 partner bisnis ini sendiri didominasi oleh mitra di Go-Massage. Dari jumlah mitra bisnis yang ada ini maka Go-Life pun mengalami pertumbuhan yang terbilang signifikan mencapai rata-rata tumbuh 30-40% setiap bulan.

Meski pada awalnya banyak mitra yang memilih part time, namun dengan hasil yang didapat mitra maka mitra pun banyak yang beralih menjadi full time. Setelah bisnis mulai berkembang, kebutuhan tim operasional di layanan Go-Life pun mulai dirasakan untuk penambahan. Maka dari itu Dayu dan Windy pun membuka rekrutmen. Hasilnya ada ribuan lamaran kerja yang masuk.

Baca juga: Michaelangelo Moran ~ Sosok di Balik Kesuksesan Branding dan Asal Muasal Nama ‘Go-Jek’

Dari jumlah lamaran kerja tersebut maka disaring hingga terpilih enam orang sebagai tim perintisan. Enam orang pun ternyata masih dirasa kurang maka Dayu dan Windy pun kembali menambah Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi 100 orang saat ini yang berada di bawah komando Dayu dan Widya. Dari sinilah mereka pun bisa bekerja secara maksimal untuk mengenalkan Go-Life kepada publik.

Sistem Kerja Sama Go-Life

Dalam sistem kerjasama dengan mitra, Dayu dan Windy sebagai perwakilan utama Go-Life menyatakan bahwa mekanismenya hampir sama dengan mekanisme di sektor transportasi (Go-Ride). Hanya saja ada beberapa detail pembagian hasil yang berbeda sedikit. Tapi yang pasti menurut Dayu mitra tetap mendapatkan porsi terbanyak.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

1 thought on “Mengenal Dayu Dara Permata dan Windy Natriavi, Duo Jelita di Balik Layanan Bisnis Go-Life Dari Go-Jek”

  1. Nadiem, lu ga inget tahun 2000-an lu nongkrong dng ane (Grup Vespa) di Blok M, Monas, senayan, ancol, dll.
    Lu udah menyengsarakan banyak gojek yg bekerja jujur.
    Tolong perbaiki lagi masalah tarif, performa dan bonus.
    bonus 20 ribu di poin 8, bonus 50 ribu di poin 12, bonus 70 ribu di poin 15.
    Performa setiap selesaikan order naik 15%, driver cancel order turun 10%, pengabaian order turun 2,5% per order, customer cancel tidak turun performa.
    jarak 0-5 km = 1 poin, 5-10 km = 1,5 poin, 10-15 km = 2 poin, 15-20 km = 2,5 poin, 20 km keatas = 3 poin.
    .
    Itu baru adil untuk driver !!!

    Reply

Leave a Comment