Menelisik Kerja Para Ilustrator di Divisi Google Doodle, Seperti Apa ya?

Advertisement - Scroll to Continue
divisi google doodle
Image dari Google.com

Bila Anda orang yang selalu menggunakan peramban Google Chrome dengan tampilan awal home Google Search, maka Anda akan seringkali disuguhkan beberapa tampilan menarik dari halaman rumah #Google tersebut. Tampilan ini memang sangat menarik untuk dilihat, sebab ia selalu mempunyai korelasi dengan momentum yang terjadi pada hari itu.

Akhirnya karena memiliki hubungan atau korelasi dengan momen yang terjadi di hari itu maka hampir di setiap waktu yang memang memiliki kejadian penting tampilan itu selalu berubah-ubah. Seperti yang terjadi pada hari ini saat tampilan Google Doodle manampilkan animasi menyambut hari Ibu (22/12/2015) atau beberapa hari lalu yang memvisualisasikan komponis Beethoven sebagai apresiasi hari ulang tahunnya yang ke-245 pada 17 Desember 2015.

Dan tampilan yang selalu berubah-ubah menurut momen yang ada pada halaman utama Google tersebut dinamakan dengan Google Doodle. Menelisik lebih dalam tentang pekerjaan pembuatan Google Doodle yang menarik ini, perusahaan yang berbasis di Mountain View, California itu memiliki ceritanya tersendiri. Lalu seperti apakah kisah pekerja dan beban kerja yang harus dipikul oleh para pekerja dalam divisi Ilustrator Google Doodle ini? Berikut ulasannya.

Pengalaman Pekerja Google Doodle Divisi Engineer

Menurut sumber yang dilansir TIME, Tim Google Doodle ini terbagi ke beberapa divisi kecil, yaitu artist, designer dan engineer. Salah satu pekerja yang berada di divisi engineer dari Google Doodle yaitu Jordan Thompson menyatakan bahwa mengerjakan Google Doodle terasa sangat menyenangkan, sebab dalam mengerjakannya ia diberi keleluasaan dan kebebasan yang besar untuk berekspresi.

Namun meski sangat bebas, bagi Thompson pada divisi Google Doodle ia sangat merasakan ‘pressure’ atau tekanan yang tinggi jika dibandingkan dengan divisi lain. Selain presure yang ketat, Thompson juga merasakan deadline yang sempit, sebab sangat mungkin dalam waktu satu bulan akan banyak sekali momentum yang bisa divisualisasikan lewat doodle.

Artikel lain: Melihat Lebih Dekat Animasi Google Doodle

Dari sini tim Google Doodle akan secara otomatis dituntut untuk bisa lebih kreatif dan berpikir secara out of the box. Meski semua hal ini membuat Thompson harus ekstra kerja keras, namun baginya bekerja di Google Doodle sangatlah menyenangkan.

Pengalaman Pekerja Google Doodle Divisi Artist

Lain Thompson lain juga Lee Hong yang merupakan salah satu bagian dari divisi artist Google Doodle. Menurut Lee bekerja di divisi Google Doodle memang sangat dipacu dengan deadline. Namun meski demikian, ia tak mau menjadikan hal ini sebagai hambatan. Justru dengan adanya deadline ia dan tim-nya terus dipacu dan diasah pemikirannya untuk menelurkan karya yang penuh dengan seni dan ‘out of the box’.

Dalam menggambarkan atau mengeksekusi ide-nya pada sebuah lembaran kertas, Lee selalu tertantang. Pada keadaan ini ia dan tim-nya memang dituntut lebih interaktif untuk mencoba mendefinisikan segala sesuatu menjadi lebih simpel dan bermakna.

Lalu, Bagaimana dengan Skema Kerjanya?

Dalam menjalankan skema pekerjaannya, Lee Hong menyatakan bahwa ia dan tim-nya  pertama-tama akan mendaftar dan mengurutkan momen yang ada pada setiap bulannya. Beberapa momen atau kejadian yang didaftar dan diurutkan ini bisa berupa hari perayaan, hari libur nasional, ulang tahun tokoh dunia dan lain sebagainya. Setelah diurutkan, Lee dan tim akan melakukan pemilahan dan pemilihan momen untuk bisa diterapkan ke Doodle pada halaman muka pencarian Google.

Setelah beberapa momen dipilih, Lee dan tim akan membuat ilustrasi yang paling pas untuk mewakili peristiwa atau kejadian tersebut. Pilihan ilustrasi yang bisa mewakili momen ini kemudian dibuat dengan sebuah ‘rasa’ dan pesan yang ingin dihadirkan berdasarkan kareketer suku, gender, budaya, dan masih banyak lagi.

Baca juga: 4 Fakta Unik Terkait Tanggal Lahir Google

Serasa ‘Terbang’ Keliling Dunia

Dalam pekerjaan memang selalu ada suka dan duka. Begitu pula di Google Doodle, semua pekerja akan merasakan hal ini. namun di balik suka dan duka ini tim merasa bahwa pekerjaan yang diembannya ini sangat menguntungkan. Pasalnya saat mengerjakan Doodle mereka merasa ‘terbang’ keliling dunia.

Maksudnya saat bekerja mereka memang harus melakukan riset tentang momen-momen yang terjadi di dunia. Nah dari sinilah mereka kemudian bisa belajar budaya negara, lebih ekspresif dan yang paling penting yaitu keterampilan menggambar mereka lebih berkembang saat bekerja di bawah tekanan.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment