advertise-scroll to continue

Membangun Content Strategy yang Matang Via Google Plus

Membangun-Content-Strategy-yang-Matang-via-Google-Plus

Kepiawaian Google dalam mengolah teknologi dan menyajikannya untuk masyarakat dunia memang tidak perlu diragukan lagi. Setelah meraih kesuksesan melalui mesin pencariannya, #Google juga meluncurkan Google+ sebagai salah satu media sosial yang terintegrasi dengan beragam produk Google lainnya.

Peluncuran #Google plus secara tidak langsung juga meningkatan penggunaan mesin pencari Google serta sejumlah produk Google lainnya. Bahkan setiap bulannya Google+ mampu memfasilitasi 300 juta pengguna aktif. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan pengembangan fitur pada Google+. Melihat besarnya potensi tersebut, bagaimana cara membangun strategi konten untuk mendukung upaya digital marketing kita? Berikut ini penjelasan serta beberapa implementasi nyata yang bisa menjadi contoh.

1. Fokus Pada Kekuatan Konten Visual

Konten visual yang menarik dan unik menjadi salah satu kekuatan yang dikembangkan Google+ dengan penuh konsentrasi dan kesungguhan. Hal ini bisa dibuktikan melalui pengembangan organisasi non profit yang berhasil memanfaatkan Google+. Salah satu organisasi non profit tersebut adalah Palang Merah Amerika (The American Red Cross). Organisasi kemanusiaan yang satu ini berhasil mengembangkan popularitas melalui proses berbagi konten menarik kepada para pengguna Google+ lainnya.

Menurut Curtis Midkiff selaku Direkut Social Engagement Palang Merah Amerika, filosofi Palang Merah Amerika yang bersifat agnostik mampu membawa organisasi ini menuju ke tingkat popularitas yang lebih baik lagi. Dengan memanfaatkan Google+, Palang Merah Amerika bisa melakukan sharing konten mengenai berbagai kegiatan kemanusiaan, infografis seputar donor darah serta konten yang terintegrasi dengan video di #Youtube. Langkah ini tentu menjadi hal yang baru bagi perkembangan organisasi non profit di bidang pemanfaatan media sosial.

Artikel lain: Tips Cara Mengoptimalkan Google Plus Bagi Pebisnis Online

2. Kenali Keinginan dan Selera Pelanggan

Salah satu contoh brand yang sukses menggunakan Google+ sebagai sarana promosi dan branding adalah TopMan. Merek fashion asal Inggris ini sukses memikat hati para pelanggannya melalui proses sharing konten yang unik dan variatif. Tidak hanya berusaha mempopulerkan beragam produk fashion nya, TopMan juga kerap kali berbagi foto menarik, konten yang terintegrasi dengan musik, meme, contoh gaya berpakaian yang stylish atau jenis konten lainnya yang bertujuan untuk menghibur para pelanggan dan pengguna media sosial lainnnya.

Strategi yang diterapkan TopMan terbukti mampu membawa brand yang satu ini memiliki 1 juta pelanggan yang menambahkannya pada Google Circle untuk mempermudah proses pemesanan secara eceran.

TopMan juga berupaya memanfaatkan fitur Google Hangout untuk menjalin komunikasi yang intens dan akrab dengan para pelanggannya. Melalui Google Hangout, tim konsultan TopMan bisa membantu pelanggan menemukan saran dan solusi yang pas untuk memperbaiki isi lemari pakaian yang tampak sudah ketinggalan zaman. Karena kini para pelanggan sudah semakin cerdas dan butuh alasan yang kuat untuk mengajak mereka mempercayai brand yang kita populerkan.

3. Membangun Komunitas

Bila membicarakan perusahaan yang sukses membangun branding melalui Google dan Google+, rasanya tentu belum lengkap bila kita tidak menyebut Cadbury. Brand coklat populer yang satu ini sudah mulai memanfaatkan internet sebagai media untuk mendengarkan aspirasi dan pendapat masyarakat tentang produk mereka.

Jauh sebelum Google+ diluncurkan, Cadburry kerap kali membuat riset dan mencari tahu mengenai apa yang orang-orang bicarakan mengenai Cadbury. Dari riset tersebut, Cadbury kemudian bisa menentukan strategi promosi apa yang akan digunakan untuk menarik perhatian masyarakat. Karena dengan mendengarkan dan mengikuti tren yang diinginkan masyarakat, sebuah brand bisa bertahan dari derasnya arus persaingan bisnis.

Setelah Google+ mulai diluncurkan, Cadbury kembali membuat gebrakan dengan membangun sebuah komunitas yang diberi nama “Cakes &Baking – The Cadbury Kitchen”. Komunitas yang memanfaatkan Google+ ini menjadi sarana bagi para penggemar coklat Cadbury untuk berbagi ide dan inspirasi seputar kreasi hidangan berbahan dasar coklat Cadbury.  Dengan lebih dari 100.000 anggota aktif dan jumlah posting mencapai 200.000, komunitas yang dibangun Cadbury ini tumbuh menjadi suatu kekuatan yang mendukung pengembangan dan kreativitas perusahaan Cadbury.

Baca juga: Beberapa Kekurangan Google Plus Dlm Penerapannya Untuk Bisnis

Kini, tentu sudah saatnya giliran kita yang memanfaatkan Google+ untuk mengembangkan bisnis dan membangun branding hingga populer. Karena sudah bukan zamannya membangun branding dengan cara yang konvensional. Segera tegakkan kepala, dan gunakan kekuatan Google+ untuk menciptakan bisnis yang begitu powerful!

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

3 thoughts on “Membangun Content Strategy yang Matang Via Google Plus”

  1. makasih gan untuk tipsnya,saya lagi mencoba optimasi lewat g+ mudah-mudahan bisa membantu meningkatkan omset.

    Reply
  2. selain membuat postingan dengan konven visual yang menarik,, saya setuju dengan membangun komunitas dan terus mengedukasi mereka dengan brand kita ketika sudah tertanam brand kita dan gotcha…. :),,

    Reply
  3. Terimakasih mas,saya pengguna google +, biasanya google + saya gunakan untuk menshare artikel pada blog saya. cara yang saya lakukan ada pada nomor 3 yaitu dengan membangun komunitas, karna komunitas sangat mempengaruhi G+ pada artikel saya :)

    Reply

Leave a Comment