advertise-scroll to continue

Lucky Danna Aria ~ Tembus Pasar Asing Berbekal Keunikan Jam Tangan Kayu

Image dari Indonesiayoungentrepreneurs.com
Image dari Indonesiayoungentrepreneurs.com

Kesuksesan menjalankan sebuah bisnis bukan saja ditentukan dengan tingginya #pendidikan seseorang. Namun lebih dari itu, kerja keras, kreatifitas serta semangat pantang menyerah menjadi faktor yang sangat penting.

Lucky Danna Aria contohnya, ia yang lulusan dari salah satu SMA Negeri di Bandung ini sukses membangun dan mengelola bisnisnya sendiri. Dan bahkan tidak tanggung-tanggung, bisnisnya kini mampu menembus pasar internasional yang notabene tentunya memiliki tingkat persaingan yang sangat ketat.

Tidak begitu saja ia bisa mendapatkan sukses dalam bisnis yang ia kelola. Ada cerita panjang di balik perjalanan bisnis yang ia bangun dari nol. Banyak pula rintangan dan ujian yang sudah Lucky lalui dalam setiap langkahnya mengembangkan bisnisnya. Seperti apa kisahnya, simak ulasannya di bawah ini.

Dilatar Belakangi Kisah Unik

Lucky sendiri sebelum menekuni bisnisnya saat ini, dulunya adalah seorang karyawan. Ia bekerja sebagai seorang Head of Marketing Communication pada sebuah perusahaan kue. Lalu kapan tepatnya Lucky memiliki ide untuk mengembangkan bisnisnya, ide itu muncul pada tahun 2012 tutur Lucky.

Ia terinspirasi dengan produk jam tangan dari kayu yang ia beli dari Amerika Serikat. Padahal bahan dasar yang berupa kayu tersebut didatangkan dari Indonesia. Lantas ia mempunyai pikiran, kenapa jam tangan dari kayu tersebut dibuat di Indonesia saja lalu dipasarkan ke manca negara.

Selain terinspirasi dari jam tangan kayu yang ia beli dari Amerika tersebut, ia juga termotivasi dari tantangan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal yang juga pernah menjabat menteri. Kala itu Dino Patti Djalal menantang anak muda Indonesia yang concern terhadap wirausaha untuk membuat produk dalam negeri yang mampu bersaing di dunia internsional seperti jam kayu tersebut.

Artikel lain: Valkrisda Caresti Botha ~ Hasilkan Jutaan Rupiah Dari Kreasi Limbah Kain

Dengan tantangan dari Pak Dino tersebut, membuat Lucky semakin semangat dan merasa tertantang untuk mewujudkan idenya memproduksi jam tangan dari kayu asli dari Indonesia yang bisa menembus pasar dunia.

Lucky Danna Aria Mulai Merintis Usaha

Nah, kemudian setelah pulang ke Tanah Air Lucky tak langsung mengeksekusi idenya. Ada beberapa hal yang harus ia persiapkan dalam membuka usaha jam tangan dari kayu itu. Bahkan Lucky membutuhkan waktu satu tahun untuk belajar tentang jam tangan, riset dan juga mencari perajin yang bisa mewujudkan ide darinya.

“Selama satu tahun saya belajar bagaimana sebuah jam tangan bisa diproduksi dan diaplikasikan pada material yang waktu itu belum pernah dibuat,” demikian ujarnya.

Dengan modal awal sebesar 30 juta yang ia kumpulkan dari gajinya menjadi karyawan, akhirnya Lucky mampu juga memproduksi jam tangan kayu. Ia pun memberi brand pada jam tangan kayu yang ia produksi dengan nama Matoa. Ini didorong atas keinginan untuk mengangkat konten Indonesia dalam bersaing di pasar global.

Yang membanggakan lagi, dari semua produk dari Matoa, semuanya menggunakan nama-nama pulau yang ada di Indonesia. Sampai saat ini, ada tujuh jenis produk jam tangan dari Matoa dengan mengusung nama Rote, Sumba, Gili, Moyo, Flores, Alor dan Sumba.

Ternyata produk-produk Matoa dengan menggunakan nama pulau di Indonesia ini sangat diminati dan berhasil bersaing dengan produk lainnya. Pada bulan pertama launching produk Matoa, Lucky mampu menjual 100 unit jam tangan. Pada produksi pertama tersebut, diberi nama Rote, Flores dan Sumba dengan harga Rp 890.000 per unit.

Baca juga: Roy Christian ~ Berbekal Kreativitas dan Keberanian Mampu Raup 200 Juta Per Bulan

Perkembangan Bisnis yang Signifikan

Menggunakan kayu eboni dari Makassar dan maple sebagai bahan utama jam tangan Matoa, Lucky terus berkreasi untuk mengembangkan bisnisnya. Yang menjadi salah satu kelebihan produk jam ini adalah pembuatnnya yang masih menggunakan tenaga manusia.

Meskipun tidak seluruhnya menggunakan tenaga manusia, namun setidaknya 30% dari proses pembuatan masih disentuh langsung oleh tangan kreatif manusia. Nah, inilah yang menjadi salah satu faktor daya tarik untuk bersaing dengan produk luar negeri.

Dari kelebihan yang tidak dimiliki oleh produk luar negeri tersebut, perkembangan Matoa semakin pesat dan signifikan. Untuk saat ini, Matoa mampu diproduksi dalam kisaran 400 sampai 500 unit setiap bulannya. Bahkan untuk mendapatkan jam tangan Matoa saat ini, konsumen harus rela menunggu terlebih dahulu selama sampai dua minggu. Ini karena besarnya permintaan dari pasar yang terus berkembang.

Tasbihul Mamnun

Tasbihul Mamnun adalah content writer di Maxmanroe.com. Aktif di dunia pendidikan dan hobi mengeksplorasi informasi di internet, terutama yang berhubungan dengan digital media.

Leave a Comment