Saat ini penggunaan teknologi digital sudah berada pada tahap yang sangat berkembang. Jika dulunya penggunaan aplikasi mobile maupun yang berbasis desktop, hanya dikuasai oleh orang dewasa, kini anak-anak pun sudah bisa mengaksesnya. Bahkan beberapa diantaranya, sudah bisa menggunakan teknologi tersebut dengan sangat baik.
Namun perlu dipahami bahwa ternyata selalu ada kemungkinan negatif dari penggunaan teknologi. Apalagi jika penggunaan tersebut dilakukan secara berlebihan tentu akan menimbulkan beberapa hal buruk seperti contohnya ketergantung.
Untuk itulah dibutuhkan bantuan yang bisa digunakan untuk mengawasi aktivitas digital anak. Salah satunya yakni Kakatu.
Sekilas Tentang Kakatu
Kakatu adalah #aplikasi berbasis mobile yang bisa digunakan oleh para orang tua maupun pengawas untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas digital anak. Tidak hanya melihat seperti apa konten yang diakses, lewat aplikasi ini juga bisa mengendalikan serta memilih konten seperti apa saja yang bisa diakses oleh anak.
Diciptakan oleh seorang entrepreneur muda berbakat bernama Muhamad Nur Awaludin, bersama beberapa rekan Robi Tanzil Ganefi, Rizi Adam Kurniawan dan Indra Tiola, Kakatu mulai dikembangkan pada awal tahun 2014 Silam. Dari situ, karena manfaatnya yang sangat besar untuk pengembangan potensi serta pengawasan anak, tidak mengejutkan bila Kakatu mendapat perhatian dari kalayak luas.
Artikel lain: ShapeKit ~ Aplikasi Pembuat Pola Animasi Pengembang Kreatifitas Anak
Berawal Dari Pengalaman Pribadi
Sedikit mengisahkan tentang penciptaan aplikasi Kakatu. Sang pencipta aplikasi tersebut, Muhamad Nur mengisahkan bahwa sebenarnya hal ini bermula dari pengalaman pribadi. Dirinya juga pernah menjadi seorang pecandu game ketika masih berada di bangku sekolah.
“Dari kecanduan games impact-nya banyak. Jadi suka berbohong, mencuri, berjudi bahkan kemudian addict pornografi. Selain itu, saya juga tidak bisa berkomunikasi baik dengan orang tua,” ujarnya.
Hingga suatu hari, kejadian besar menimpa hidupnya ketika ia ditinggal oleh kedua orang tua selamanya. Merasa terpukul, perlahan dia bisa menjadikan pengalaman buruk tersebut sebagai pelajaran berharga.
“Saat orang tua saya meninggal dalam waktu yang hampir bersamaan saya merasa sangat terpukul. Apalagi itu terjadi dua minggu menjelang saya di wisuda,” kenang jawara beberapa kompetisi digital tersebut.
Kendala Pengembangan
Setelah memutuskan untuk mengembangkan aplikasi digital, kalau itu ia dan beberapa rekan membentuk tim dengan job description masing-masing. Karena memiliki pengalaman tentang bagaimana pentingnya pengawasan terhadap aktivitas digital anak, mereka bersepakat untuk membuat aplikasi untuk mengatasi masalah tersebut.
Dibuatlah aplikasi Kakatu, yang berasal dari nama burung Kakatua. Tujuan utamanya untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap perangkat teknologi atau bisa juga mengarahkan anak untuk mengakses konten positif.
“Nama itu kami pilih karena seperti burung Kakatua, lewat aplikasi ini mereka berharap pengguna terutama anak dapat dengan mudah beradaptasi untuk menghentikan kecanduan gadget,” jelas salah seorang anggota tim.
Perlahan namun pasti, Mumu panggilan akrab Muhammad Nur, berpikir untuk mengikuti beberapa kompetisi. Tujuannya selain untuk pengembangan namun juga mengumpulkan dana.
Karena itu pada 23 Desember 2014 mereka berani meluncurkan aplikasi ini ke pasar. Selain itu mereka berhasil masuk nominasi Indonesia Next Apps 2014 setelah masuk dalam Indigo Incubator dan Seedstars World Jakarta 2015.
Setelah itulah, pengembangan mulai nampak menunjukkan hal positif. Tidak hanya dari jumlah pengguna yang mendownload aplikasi, Kakatu juga menjadi aplikasi pre-install untuk sebuah produk telekomunikasi ternama.
“Selang tiga bulan setelah kami ikut kompetisi INA 2014, kami sudah memiliki traffic yang bagus. Di satu bulan pertama Kakatu, kami telah meraup sejumlah 11 ribu pengguna. Samsung menghubungi kami untuk pre-install Kakatu di salah satu produk mereka, yaitu Samsung Galaxy Tab 3V,” ungkap Mumu.
Yang menarik dari aplikasi ini adalah, nantinya ada saran yang bisa digunakan oleh orang tua atau pihak pengawas ketika mengawasi konten yang diakses anak. Kategori tersebut secara umum merupakan saran atau rekomendasi.
Baca juga: YouTube Kids, Layanan Aplikasi Video Dari Google Khusus Anak-Anak
“Dalam memilih aplikasi, Kakatu mengategorikan aplikasi-aplikasi yang terpasang di gadget ke dalam tiga kategori, yaitu direkomendasikan, belum direkomendasikan, dan tidak direkomendasikan, sehingga orang tua juga dapat teredukasi,” jelas Mumu.
Dari situ aplikasi ini berhasil menyabet beberapa penghargaan mulai dari IDByte Startup Hunt pada Bubu Awards 2015, Global Brain Awards 2015, serta Digital Interactive Media pada INAICTA 2013.
semua artikel di web ini bagus bagus dan di tunggu artikel artikel selanjutnya
Saya suka semua artikel yang ada di sini. Saya jadi termotivasi untuk bangkit dari keterpurukan. Semoga saya juga bisa bermfaat bagi bangsa seperti Mas Mumu dan Mas Marixkon ?