advertise-scroll to continue

Jemi Ngadiono ~ Anak Petani dan Social Entrepreneur yang Sukses Menggaungkan Komunitas 1.000 Guru

Jemi Ngadiono
Image dari Kompasiana.com

Pengalaman hidup yang serba kekurangan dan sulit tidak lantas harus membuat seseorang berputus asa dan tidak bisa memiliki mimpi dan masa depan. Karena siapapun yang mau berusaha dan berjuang maka ia bisa mendapatkan harapan dan cita-cita yang lebih baik. Inilah yang setidaknya telah dibuktikan oleh seorang anak petani sederhana yaitu Jemi Ngadiono (Jemi). Meski dengan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, Jemi berhasil menyelesaikan studinya hingga perguruan tinggi.

Namun pencapaian pendidikan ini memang tak begitu saja mudah ditempuh. Pasalnya, Jemi diharuskan bekerja serabutan dan menyisihkan penghasilannya untuk bisa sekolah hingga perguruan tinggi di Jurusan Penyiaran, Bina Sarana Informatika. Tak hanya itu Jemi pun kini telah menjadi seorang social entrepreneur dengan mendirikan komunitas 1.000 guru. Lalu seperti apakah kisah dari Jemi Ngadiono ini? Berikut ulasannya.

Mendirikan Komunitas 1000 Guru

Cikal bakal komunitas 1000 guru diawali Jemi Ngadiono saat ia masih kuliah pada Agustus 2012 dengan membuat akun #Twitter bernama @1000_guru. Sembari bekerja juga di perusahaan media elektronik, Jemi saat itu selalu mendokumentasikan kejadian dan peristiwa terkait pendidikan yang ada di daerah pelosok atau pedalaman yang memprihatinkan. Tak dinyana akun Twitter @1000_guru mendapatkan respon positif dari netizen.

Hal ini terlihat dari jumlah followers-nya yang mencapai 30 ribu dalam kurun waktu satu tahun. Karena kemudian banyak dari followers-nya yang ingin ikut serta berpartisipasi dalam aktivitas yang dilakukan Jemi, maka pria kelahiran Tulang Bawang, Lampung, 11 Mei 1984 ini pun mendeklarasikan Komunitas 1.000 Guru pada November 2013.

Artikel lain: Henny Kristianus ~ Wanita Yang Rela Tinggalkan Kemapanan Demi Anak Jalanan

Sesaat setelah mendirikan #komunitas 1000 guru ini, Jemi mengatakan bahwa Komunitas ini tidak terafiliasi dengan lembaga pemerintah. Komunitas 100 guru ini sendiri memiliki aktivitas utama yaitu mengajak para peserta komunitas untuk  open trip (menjelajahi wilayah) terpencil yang berlangsung selama tiga hari (Jumat-Minggu).

Memulai Kegiatan Komunitas 1000 Guru

Setelah resmi mendirikan komunitas 1000 guru Jemi pun langsung memulai kegiatannya tahun 2013 dengan open trip daerah pedalaman di Rangkasbitung, Banten. Ia menceritakan saat awal kali penjelajahannya itu hanya ada 9 peserta. Namun dari kegiatan awalnya ini Jemi terus menerus mendapatkan banyak peserta untuk open trip yang berikutnya.

Kini aktivitas dari komunitas 1000 guru ini pun telah terkonsep utuh dengan menjadikan pengalaman edukasi dan juga backpacker yang menarik dengan nama program TnT (Traveling and Teaching). Ya, peserta yang ikut kegiatan open trip komunitas 1000 guru memang selain akan membantu program pendidikan seperti mengajar atau memberikan bantuan pendidikan mereka juga akan mengunjungi berbagai objek wisata ala backpacker.

Perkembangan Kegiatan TnT Komunitas 1000 Guru

Dari tahap perintisan komunitas 1000 guru sekarang ini kegiatan TnT telah berlangsung setiap bulan di daerah-daerah pelosok yang dianggap perlu didatangi. Perkembangan komunitas 1000 guru sendiri sudah begitu meluas hingga di luar Jawa. Hingga kini komunitas 1000 guru sendiri sudah mempunyai 38 cabang regional di 30 provinsi dengan Jakarta sebagai pusat komandonya. Beberapa cabang komunitas 1000 guru sendiri antara lain lain Bengkulu, Bandung, Kupang, Makassar dan Samarinda.

Setiap cabang dari komunitas 1000 guru sendiri sudah bisa mengadakan open trip TnT sendiri setiap bulannya ke desa terpencil dengan kegiatan yang sama seperti yang ditetapkan oleh pusat. Kegiatan atau aktivitas para peserta open trip komunitas 1000 guru sendiri dilakukan pada akhir minggu (weekend) sehingga tidak mengganggu aktivitas peserta yang bekerja di hari biasa.

Kegiatan open trip ini pun semakin menarik karena semua peserta akan menginap di rumah warga desa sekitar. Tujuan menginap sendiri adalah untuk menjalin ikatan emosional antara peserta dan warga setempat.

Baca juga: Eugene Cho ~ Menebar Misi Peduli Sesama Dengan Tindakan Nyata

Sediakan Beasiswa dan Kampanye Hormati Gurumu

Selain membantu pendidikan dan traveling, komunitas 100 guru juga menghadirkan program beasiswa pada guru pedalaman serta kampanye moral bertajuk Hormati Gurumu. Beasiswa ini sendiri akan diberikan pada para guru pedalaman yang hanya lulus SMA atau sederajat supaya bisa meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Meski telah dianggap sukses sebagai social entrepreneur, Jemi mengaku masih ingin terus begerak ke target-target dan impian selanjutnya. Dalam hal ini target yang akan ingin segera diwujudkan adalah mendirikan yayasan sebagai payung hukum bagi komunitas 1000 guru.

Ketika nanti yayasan ini berdiri, Jami ingin ke NTT (Nusa Tenggara Timur) untuk memberikan bantuan selama 12 bulan. Lebih jauh impian Jemi Ngadiono sendiri adalah menciptakan pendidikan yang layak bagi anak-anak di daerah pedalamanan dan pelosok serta membantu guru pedalaman menjadi semakin sejahtera.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment