Jatuh Bangun Kisah Dennis Adhiswara Membangun Bisnis Kreatif Layaria

Advertisement - Scroll to Continue
Dennis Adhiswara
Image dari SWA.co.id

Bagi rekan-rekan yang gemar menonton film Indonesia bergenre drama komedi, mungkin ada yang telah mengenal nama Dennis Adhiswara. Aktor yang pernah membintangi sejumlah film seperti ada Apa Dengan Cinta, Sang Pencerah serta Ayat-Ayat Cinta ini, telah terbukti mempunyai kapasitas bakat akting yang mumpuni. Namun keputusan besar diambil olehnya ketika memutuskan untuk tidak lagi bermain film sejak beberapa tahun yang lalu.

Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan, karena pada waktu itu Dennis Adhiswara ingin fokus menggarap bisnis kreatifnya yang diberi nama Layaria. Bisnis yang berbasis pembuatan konten video online ini, nyatanya menjadi salah satu keputusan terbesar dalam hidup Dennis. Namun ternyata dari besarnya pengorbanan untuk mengejar idealisme bisnis, akhirnya terbayar lunas dengan kesuksesan Layaria sebagai salah satu #startup video online besar di Indonesia. Kisah selengkapnya bisa disimak pada artikel dibawah ini.

Mimpi 3 Petak Liang Kuburan

Ada satu hal unik yang diungkapkan oleh Dennis adhiswara ketika pertama kali memutuskan sepenuhnya terjun menggarap bisnis kreatif mandirinya. Kala itu ia bersama dua orang sahabat yakni Dion dan Eno, mulai membangun Layaria tepatnya pada bulan November tahun 2012. Dengan bermodalkan kamera, uang tabungan serta ruang baca yang terletak di rumah Dennis, akhirnya mereka resmi memulai bisnis tersebut.

Nah, Dennis sempat berseloroh bahwa mimpi membangun Layaria ia sebut juga dengan mimpi tiga petak liang kuburan. Hal ini karena, ruang baca yang menjadi markas perintis Layaria memang hanya berukuran sangat kecil layaknya tiga peta liang kuburan. Dari mimpi bersama tersebut, perlahan mereka mengembangkan beragam konten video online yang kala itu dianggap sebagai kontan yang mempunyai masa depan cerah.

Artikel lain: Taylor Rosenthal ~ Bocah 14 Tahun Tolak 399 Miliar Demi Ambisi Bisnis

Bakat Bisnis Sejak Remaja

Menengok kembali pada awal mula memulai karir, Dennis Adhiswara menceritakan sebenarnya bakat untuk mengembangkan bisnis sudah timbul dalam dirinya bahkan sejak masih berada di bangku sekolah. Ketika masih berseragam putih abu-abu, Dennis sudah sering menjalankan bisnis kecil seperti usaha rental DVD, pengantar kembang, hingga beragam usaha sederhana yang bisa saya lakukan sembari bersekolah. Dari pihak keluarga pun, sebenarnya sangat mendukung karena sang ayah juga merupakan pengusaha. Bahkan sang adik saat ini juga telah sukses dengan usaha konveksi miliknya.

Namun hal tidak lazim terjadi dalam diri Dennis. Ia mengaku bahwa ketika masih SMA, dunia bisnis justru dirasa sangat membosankan dan tidak lagi menarik. Inilah yang justru akhirnya menjadi titik balik bagi Dennis untuk masuk ke dunia seni peran.

Menghabiskan waktu perkuliahan D3 dan S1 untuk jurusan penyiaran dan televisi, pengalaman bisnis yang pernah dialami sebelumnya justru membuka pandangan Dennis bahwa saat ini semuanya memerlukan keterampilan untuk menjalankan bisnis. Demikian juga untuk dunia industri film yang menjadi pilihannya, juga tak lepas dengan pernak-pernik ilmu perniagaan.

“Film maker hidup dalam ekosistem bernama industri film. Begitu saya menyadari posisi saya dalam ekosistem tersebut, di situ saya merasa belajar bisnis itu penting,” ungkap Dennis.

Perlahan namun pasti, Dennis Adhiswara terus mengasah keterampilan dalam mengawinkan industri perfilman dengan dunia bisnis. Inilah alasan mengapa dirinya mengambil pendidikan S2 untuk jurusan bisnis kreatif serta menjalani kursus online yang sehubungan dengan bisnis kreatif tersebut.

Menghadapi 2 Pilihan Berat

Batu pijakan terbesar dalam hidup Dennis yang lain adalah ketika ia dipaksa untuk memilih antara menyelesaikan program S2 atau mengikuti sebuah lisensi untuk mendukung bisnis Layaria yang mulai ia kembangkan. Lebih detil dijelaskan, saat itu ia harus menyelesaikan tesis yang tinggal menunggu waktu sekitar sebulan dari batas waktu pengumpulan.

Namun di lain sisi, ternyata Ia juga mendapatkan kesempatan untuk mengambil lisensi #YouTube Premium Partner yang ada di negara Singapura. Bisnis Layaria yang memang sangat erat hubungannya dengan YouTube ini tentu akan sangat terbantu jika Dennis bisa mendapatkan lisensi YouTube Premium Partner.

Baca juga: Ludwick Marishane ~ Mendapat Ide Berbisnis Mandiri Berawal Dari Kebiasaan Malas Mandi

Akhirnya, Dennis memilih untuk melepas kesempatan menyelesaikan program S2 dan langsung terbang menuju Singapura untuk mengikuti program lisensi YouTube. Alasan terbesar terkait keputusan tersebut adalah, ia merasa bahwa bekal ilmu yang ia dapat sudah cukup. Dan saat ini Layaria membutuhkan langkah nyata sebagai wujud aktualisasi dari ilmu yang pernah ia dapatkan.

“Buat saya ijazah itu penting bagi yang bisa mendapatkannya. Tapi ujian di dunia nyata jauh lebih penting. Lebih aplikatif, lebih seru dan lebih terpakai,” lanjutnya.

Dari situlah perkembangan Layaria sebagai salah satu jembatan antara para konten kreator dan juga brand bisnis di Indonesia melesat cepat. Berbekal lisensi YouTube Premium Partner yang dimiliki, Layaria bisa mencari yang lebih banyak membuat #video online di Indonesia. Bahkan dari awalnya bekerja di ruangan tiga petak liang kubur, kini layar ia telah berkembang mencari bisnis profesional yang besar.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

1 thought on “Jatuh Bangun Kisah Dennis Adhiswara Membangun Bisnis Kreatif Layaria”

  1. Setiap orang sukses pasti perjalanannya berliku-liku ya… dan bahkan sampai jatuh bangun…
    Salut buat Mas Dennis…
    Salam buat penulis… :D

    Reply

Leave a Comment