Inilah 5 Penyesalan Terbesar yang Dialami Oleh Investor Startup

investor startup
Image dari Ventureburn.com

Ketika membicarakan tentang industri startup, Indonesia saat ini telah menjadi salah satu yang mendapat sorotan tajam karena perkembangan startupnya yang begitu besar. Namun ternyata di balik itu semua salah satu pihak yang tidak bisa kita kesampingkan dalam kemajuan startup adalah adanya investor.

Investor menjadi pihak yang mampu mempercepat pergerakan startup untuk berkembang dalam berbagai sisi. Dukungan dari investor pulalah yang terkadang bisa memperkenalkan pengembang startup dengan peluang yang lebih luas lagi.

Namun apakah Anda tahu, ternyata bagi pihak investor sekalipun terkadang juga mengalami penyesalan besar terkait dengan upaya pengelolaan dana yang mereka lakukan. Apa sajakah penyesalan terbesar para investor tersebut? Berikut ulasannya.

1. Tantangan Menjadi Investor Startup

Bisnis #startup saat ini menjadi pilihan yang sangat menggiurkan terutama bagi mereka yang ingin terjun ke bisnis kreatif secara mandiri. Dari sini peran investor banyak dicari karena mampu membantu para pengembang tersebut untuk mencapai level berikutnya dengan lebih cepat. Bagi para investor, hal ini menjadi layaknya pedang bermata dua, dimana mereka harus secepat mungkin bisa menanamkan modal pada startup yang tepat. Namun di sisi lain juga harus jeli dalam menilai potensi yang dimiliki startup tersebut.

Dan dalam hal ini, penyesalan pertama yang dialami oleh para investor adalah ketika mereka gagal untuk menggandeng startup yang benar-benar memiliki potensi. Startup berjenis “unicorn” atau yang memiliki nilai valuasi mencapai 1 miliar dolar, tentu menjadi incaran banyak investor. Untuk bisa bekerjasama dengan startup ini bukanlah hal yang mudah. Dan jika gagal, maka hal tersebut menjadi penyesalan yang sangat dalam bagi para investor.

Artikel lain: 11 Investor Potensial Bagi Startup Teknologi di Indonesia

2. Ketimpangan Antara Pendiri Startup Dengan Produknya

Disampaikan oleh Managing Director Strong Ventures Jason M. Lemkin, terdapat juga kondisi lain yang terkadang memicu penyesalan dari para investor. Kondisi tersebut adalah ketika pihak investor justru berinvestasi pada sebuah startup yang kualitas pendiri atau foundernya, tidak sebanding dengan traksi produk startup tersebut.

Maksudnya adalah, tidak sedikit startup yang didirikan oleh orang yang memang sudah memiliki nama besar. Ketika sebuah startup disandingkan dengan nama besar, tentu akan lebih mudah menarik perhatian baik itu konsumen atau pihak investor. Namun permasalahannya, tidak ada jaminan bahwa produk startup yang dipimpin oleh profil populer mampu menghasilkan traksi atau peningkatan yang lebih baik.

Demikian juga sebaliknya, terkadang ada startup yang memiliki traksi produk luar biasa potensial, namun tidak didukung dengan kapasitas foundernya dalam mengelolah startup tersebut. Jika para investor berinvestasi pada startup semacam ini, nantinya juga akan menimbulkan permasalahan dan tentunya kekecewaan di kemudian hari karena sulitnya startup tersebut berkembang. Intinya adalah, antara profil founder dan juga traksi produk tetap harus berjalan dengan sama baiknya.

3. Kalah Cepat Dalam Menentukan Keputusan

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa industri startup merupakan pasar yang sangat dinamis dan rentan dengan perubahan. Inilah mengapa kecepatan dalam mengambil keputusan yang tepat sangat dibutuhkan oleh para investor. Bahkan dalam hitungan menit saja, terkadang sebuah deal untuk mengukur sebuah startup potensial akan menentukan kesuksesan pihak investor.

Masih disampaikan oleh Jason, terkadang yang menjadi masalah adalah pihak investor tidak mampu melihat potensi dari sebuah startup jauh sebelum startup tersebut berkembang. Baru setelah menunjukkan “taji”nya, mayoritas investor akan mulai kebakaran jenggot untuk mengajak bekerja sama.

Baca juga: 5 Langkah Cerdas Memikat Minat Investor Startup

4. Berinvestasi Terlalu Kecil

Penyesalan berikutnya yang dialami oleh para investor startup adalah ketika mereka berinvestasi terlalu kecil. Hal ini karena pada dasarnya baik besar ataupun kecil dana yang ditanamkan pada sebuah pengembang startup mengandung resiko yang sama besarnya. Jika dilihat dari sisi lain, tentu akan lebih baik jika para investor tersebut menanamkan jumlah dana yang tidak terlalu sedikit. Terutama untuk para investor pemula, hal ini sangat sering terjadi dikarenakan ketakutan akan kerugian berinvestasi.

Menjadi penyokong dana untuk startup bukanlah hal yang simple untuk dilakukan. Perlu banyak pertimbangan yang dalam serta kejelian sebelum memutuskan untuk mengucurkan dana. Kecepatan dalam mengambil keputusan juga sangat berperan untuk kesuksesan usaha investasi Anda.

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment