advertise-scroll to continue

3 Faktor di Balik Sukses Slack yang Tembus Valuasi US$1 Miliar Dalam 8 Bulan

Slack Stewart Butterfield
Image dari NYtimes.com

Perusahaan perangkat lunak untuk bisnis asal San Francisco, Slack tercatat menjadi salah satu perusahaan yang mengalami pertumbuhan paling cepat dalam beberapa waktu belakangan ini. Sejak peluncurannya pada bulan Agustus 2013, perusahaan yang menciptakan #aplikasi untuk bisnis ini diketahui telah berhasil menarik 2,3 juta pengguna aktif bulanan dan meraup pendapatan tahunan mencapai US$64 juta.

Dana awal pengembangan sebesar US$17 juta pun sudah bisa tertutupi dari keuntungan yang diraih. Namun demikian, dengan prestasi yang dicatatkannya ini tak langsung membuat Slack Technologies mampu mewadahi bisnis Slack berkibar dan mampu mencatatkan valuasi US$1 miliar. Bahkan untuk menjadi sebuah unicorn (startup yang membesar) hanya delapan bulan, setidaknya dibutuhkan tiga faktor pendorong yang sangat berkaitan.

Lalu apa saja tiga faktor pendorong yang membuat Slack menjadi sebuah Unicorn yang kini diperhitungkan? Berikut ulasannya.

1. Faktor Pertama, Keputusan yang Tepat dari Sang Pendiri

Pertumbuhan cepat pengguna Slack, yang mencapai rata-rata 7% per minggu memang membuat sang CEO dan salah satu pendiri Slack Technologies, Stewart Butterfield mendapat banyak tawaran dana segar dari pemodal ventura. Pada April 2014 sendiri perusahaan ini telah menerima dana segar US$42,75 juta dengan valuasi US$250 juta. Namun setelah itu sepanjang musim panas, Butterfield tak lagi menggubris tawaran-tawaran dana segar tersebut.

Dari sini pengguna berbayar Slack pun juga mengalami peningkatan dalam jumlah ribuan setiap minggunya. Dari peningkatan ini perusahaan dengan 100 karyawan itu hanya perlu menombok US$100 ribu/bulan untuk bisa terus eksis tanpa bantuan dana segar. Artinya, meski pertumbuhan pengguna bisnis Slack yang luar biasa, maka dana segar senilai hampir US$60 juta yang dimilikinya masih bakal bertahan lama.

  • Keputusan Baru untuk Tawaran Valuasi US$1 Miliar

Pada musim gugur bulan September, Butterfield kembali mengadakan rapat dengan investor untuk sebuah tawaran. Menurutnya sikap yang ditawarkan kali ini cukup menggiurkan bagi para pemodal ventura yang disadari bakal ada batas waktunya. Pada rapat itu, sang CEO memutuskan tawaran US$1 miliar atau tidak sama sekali.

Butterfield pun tetap bersikukuh dengan angka valuasi US$1 miliar ini jika para pemodal menginginkannya. Keputusan yang dibuat Butterfield ini sangat diyakininya dengan kemantapan hati. Ia sendiri memang membutuhkan pengakuan Slack sebagai unicorn (#startup yang mampu menembus valuasi US$1 miliar atau lebih).

  • Dampak Negosiasi dan Anggota “One Billion Dollars Club”

Menurut pria asal Kanada kelahiran 1973 ini penetapan angka valuasi ini memang bersifat arbitrary, karena angkanya yang besar dan bulat. Tapi secara psikologis angka tersebut telah membuat perbedaan. Lebih lanjut Butterfield menyatakan bahwa Angka US$1 miliar ini merupakan psychological threshold bagi para calon pelanggan, karyawan dan media massa.

Peningkatan nilai sendiri didukung oleh banyak hal seperti teknik negosiasi dengan perusahaan besar yang membuat Slack selalu memiliki nilai tinggi dan membuat keuangan aman. Selain itu status sebagai anggota “one billion dollars club” juga sangat mempengaruhi Slack untuk bisa bersaing dengan kampiun semacam #Google atau Facebook dalam merekrut talenta dan nama besar yang diperlukan untuk membesarkan perusahaan.

2. Faktor Kedua, Kondisi Pasar yang Kondusif

Selain keputusan dari sang founder, kondisi pasar yang kondusif juga menjadi faktor yang membuat Slack menjadi sukses tembus valuasi US$1 miliar. Kondisi pasar yang kondusif ini juga yang membuat para investor yakin untuk memberikan valuasi US$1 miliar.

Pasca-gelembung dotcom pada 2000, kalangan pemodal ventura memang sangat menahan diri dan tak mau memberi valuasi tinggi dan sangat konservatif. Namun ternyata selepas fenomena sukses Facebook maka membuat semuanya berubah 180 derajat.

3. Faktor Ketiga, Nasib dan Peruntungan yang Baik

Terakhir, faktor yang membuat Slack sukses besar meraih valuasi US$1 miliar adalah nasib dan peruntungan yang baik. Memang siapa yang menyangka perusahaan yang awalanya merupakan tool kecil yang digunakan perusahaan Tiny Speck ini bisa mendapat valuasi US$1 miliar. Namun ketika tool kecil ini ditutup pada akhir 2012, Butterfield mengembangkan internal tool tersebut jadi real-time collaboration app yang terbuka bagi siapa saja.

Dalam 24 jam pertama peluncuran pada Agustus 2013, tak dinyana Slack langsung dibanjiri 8.000 pengguna. Inilah nasib baik yang tidak disangka-sangka siapapun termasuk oleh Butterfield hingga pencapaian valuasi US$1 miliar.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment