Ini Cara Pebisnis Kuliner Menyiasati Harga Cabai yg Meroket

Advertisement - Scroll to Continue

Harga cabai yang terus melonjak membuat penggiat #usaha kuliner dilanda kegalauan yang luar biasa. Bagaimana tidak, harga cabai yang sempat mencapai angka Rp 100 ribu/kg jelas menjadikan para pelaku usaha kuliner, terutama yang memakai bahan dasar cabai kalang kabut dan dilanda dilema. Disatu sisi mereka tidak ingin memberatkan pelanggannya dengan harga baru namun disisi lain mereka dihadapkan pada harga bahan baku cabai yang melambung tinggi.

Cabai yang merupakan bumbu  favorit sebagian besar konsumen kuliner yang sulit digantikan ini memang selalu menjadi andalan banyak pebisnis kuliner. Bagaimana tidak, menjamurnya kuliner dengan cabai sebagai andalan terus bertumbuh dan diminati masyarakat. Dengan karakteristik tingkat atau level kepedasan yang ditawarkan, menjadikan kuliner ini selalu diburu pecinta cita rasa pedas.

Namun seiring melonjaknya harga cabai ini, para pelaku bisnis seperti disengat petir disiang bolong. Harga yang naik berkali-kali lipat ini membuat mereka harus berpikir keras bagaimana bisnisnya bisa tetap berjalan dan tidak gulung tikar. Bagaimana para pelaku binsis kuliner ini menghadapi dan menyiasati perubahan harga cabai yang begitu drastis saat ini. Berikut penjelasannya.

Artikel lain: Waroeng Spesial Sambal ~ Bisnis Waralaba Kuliner Pedas Menggigit

1. Menaikkan Harga Menu

Beberapa para pelaku kuliner yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utama dengan terpaksa menaikkan harga menu kulinernya. Ini dikarenakan cabai yang mahal tadi membuat ongkos produksi mengalami kenaikan. Hal ini mau tidak mau harus ditutup dengan menaikkan harga jual. Harga baru yang mengikuti kenaikan harga cabai yang merupakan bahan utama yang tak tergantikan ini  dilakukan dengan asumsi bahwa mereka bisa bertahan, tidak rugi berlebihan atau gulung tikar.

Dalam prakteknya ternyata bukan hanya bisnis kuliner dengan cabai sebagai bahan utama yang terpakasa menaikkan harga, namun beberapa kuliner yang menjadikan cabai sebagai bahan pelengkap juga melakukannya. Harga cabai yang melambung sangat tinggi ini tak sanggup mereka atasi jika para pelanggan mereka selalu menginginkan rasa pedas yang lebih. Dengan adanya pemberitaan gencar di beberapa media terkait meroketnya harga cabai ini, mereka berharap pemberitaan tersebut bisa membatu mereka untuk meyakinkan para pelanggannya dengan harga baru yang ditetapkan.

2. Mengurangi Porsi Cabai

Salah satu dari sekian cara yang banyak dijadikan jalan keluar oleh para pebisnis kuliner adalah mengurangi porsi cabai pada menu kuliner mereka. Dilema yang mendera para pebisnis kuliner ini memang sangat membuat binggung setengah mati. Ibarat makan buah simalakama, situasi ini harus ada pengorbanan. Mengurangi porsi cabai sebetulnya juga bukan solusi yang benar-benar tepat karena saat mereka mengurangi porsi cabai, mereka akan melakukan pertaruhan pada pelanggan-pelanggan mereka pecinta rasa pedas.

Sensasi pedas memang sesuatu yang tak tergantikan bagi mereka para pecinta makanan pedas. Berkurangnya beberapa pelanggan mungkin saja juga terjadi saat porsi cabainya dikurangi, meski mereka tak menaikkan harga. Inilah yang harus diwaspadai para pelaku bisnis kuliner saat akan melakukan strategi mengurangi cabai ini. Mungkin saja mereka lebih memilih harganya dinaikkan daripada kehilangan rasa pedas yang menjadi favoritnya. Mungkin melakukan survei dengan meminta pendapat para pelanggan anda adalah cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan gambaran dari para pelanggan Anda.

3. Mencari Pengganti Cabai

Beberapa kuliner dengan cabai sebagai bumbu pelengkap, mungkin menyiasati kenaikan  harga cabai ini dengan mengganti bumbu cabai yang sepadan. Beberapa pelaku mengganti cabai dengan merica atau lada, saus, jahe China atau Wasabi (sejenis kubis yang dijadikan bahan penyedap dan pemberi rasa pedas pada masakan Jepang).

Meski sulit untuk menyamai sensasi pedas yang ada pada cabai, beberapa pelaku bisnis kuliner melakukan penggantian cabai karena tak punya pilihan lain. Strategi mengganti cabai ini tentu saja akan beresiko pada cita rasa masakan. Maka untuk memutuskan hal ini sebaiknya anda perlu berhati-hati. Jangan sampai gara-gara rasa yang berubah, pelanggan anda jadi kabur.

Baca juga: Toserda ~ Sukses Meraup Untung Lewat Makanan Serba Pedas

Memang setiap strategi akan membawa resikonya masing-masing. Dari ketiga strategi diatas mau tak mau memang harus diambil oleh para pelaku bisnis kuliner pedas ini untuk mempertahankan bisnisnya selama harga cabai masih tinggi. Namun kita semua berharap agar pemerintah bisa mengatasi harga cabai yang melonjak tajam ini agar semua pihak, baik itu produsen, distributor, pelaku bisnis dan konsumen bisa menikmati lagi sensasi pedas yang tidak membuat dompet menjerit.

Advertisement
Rio Brian

Rio Brian adalah content writer, editor, dan sekaligus co-admin di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar pada bisnis online, social media, dan blogging.

Leave a Comment