I-Doser ~ Aplikasi ‘Narkoba Digital’ yang Penuh Fakta Kontroversial

Advertisement-Scroll to Continue
Image dari Youtube.com
Image dari Youtube.com

Kehadiran #teknologi smartphone saat ini telah membuat sebuah fenomena kebudayaan tersendiri. Bagaimana tidak, dengan segala kecanggihan serta faktor kecepatan akses dalam mendukung komunikasi manusia, ponsel pintar kian mewabah dan sangat populer untuk digunakan.

Apalagi dengan adanya beragam aplikasi yang bisa di implementasikan dalam #smartphone, tentu beberapa kegiatan manusia pun akan semakin termudahkan. Setiap orang memang bebas membuat aplikasi untuk bisa ditempatkan toko aplikasi online macam Google Playstore ataupun Apple Apps Store. Ini membuat banyak aplikasi yang unik dan aneh yang kemudian bermunculan.

Salah satu aplikasi yang unik dan cenderung kontroversial yang kini sedang menjadi bahan pembicaraan adalah I-Doser. Ramainya pembicaraan tentang aplikasi ini sendiri disebabkan oleh keresahan pada layanan gelombang suara yang dapat menstimulasi otak dan dapat membuatnya penggunanya ketagihan seperti menggunakan narkoba. Lalu seperti apakah aplikasi ini sebenarnya? Berikut ulasannya.

Kontroversi Gelombang Stimulasi

Dalam sebuah percobaan yang dilakukan memang didapati bahwa #aplikasi ini memang bisa mengeluarkan gelombang suara secara khusus. Setelah diselidiki lebih mendalam ternyata didapati bahwa gelombang yang dipancarkan aplikasi tersebut nyatanya dapat membuat pendengarnya berhalusinasi seperti mengonsumsi narkoba.

Aplikasi ini sendiri menawarkan beberapa tipe dosis gelombang yang bisa didengar, mulai dari dosis ganja, N,N-Dimethyltryptamine (DMT), Lysergic acid diethylamide (LSD), dan beberapa obat-obatan terlarang lainnya.

Artikel lain: Wikileaks – Situs Kontroversial Penebar Top Secret Dunia

Dalam sebuah pembahasan lain dinyatakan bahwa i-Doser merupakan sebuah aplikasi suara yang masuk ke kuping dan sebenarnya hanya mengecoh kinerja otak. Inilah yang kemudian aplikasi I-Doser disebut sebagai narkoba digital yang kerap membuat pendengarnya kecanduan dan hilang akal, layaknya mabuk. Dikatakan sebagai narkoba digital ini memang bentuknya sama sekali tidak seperti obat atau serbuk, melainkan hanya gelombang suara dalam format MP3.

Cara Kerja Aplikasi I-Doser

Aplikasi I-Doser ini sendiri bekerja dengan menggunakan dua jenis suara yang berbeda, yang nantinya akan dimainkan pada saat bersamaan. Pengguna yang ingin mendapatkan efek atau dampak yang maksimal disarankan untuk berkonsentrasi dengan menggunakan headphone dalam posisi duduk di ruangan yang gelap.

Dengan memilih dosis yang tepat, maka gelombang suara yang masuk ke kuping akan mempengaruhi kinerja otak. Penggunanya kerap kecanduan mendengarkan alunan suara yang mengalun, inilah yang membuat seperti kecanduan.

Reaksi Pihak Developer

Semua tuduhan yang dialamatkan pada pihak developer akhirnya dibantah habis. Menurut developer aplikasi ini mengklaim bahwa dalam layanan stimulasi yang diberikan mereka menggunakan salah satu produsen gelombang otak Binaural ternama. Dan gelombang pada aplikasi ini dijelaskan lebih lanjut bahwa penggunannya telah terbukti secara ilmiah dan menggunakan metode gelombang otak yang aman.

Bahkan pembuat aplikasi ini, Nick Ashton, menjelaskan pada dasarnya fungsi aplikasi ini hanyalah memberikan terapi lewat efek dari dosis suara untuk `memodifikasi` mood dan suasana hati penggunanya.

I-Doser Bukanlah yang Pertama

Setelah diselidiki ternyata muncul sebuah fakta bahwa I-Doser bukan yang pertama menjadi penyedia terapi gelombang otak dengan menggunakan binaural. Sebetulnya, teknologi yang memanfaatkan Binaural Beats sudah hadir dan dijual dalam bentuk kepingan CD di Indonesia.

Mengutip informasi dari sebuah harian media cetak didapatkan data bahwa Binaural Beats ini merupakan dua frekuensi suara yang diperdengarkan lewat telinga kanan dan kiri. Jika telinga kanan distimulasi dengan frekuensi 500 Hz, telinga kiri harus distimulasi dengan suara 510 Hz. Di situlah otak pengguna akan melakukan respons dan menciptakan suara ketiga yang disebut Binaural Beats.

Baca juga: Deep Web ~ Memasuki Sisi Tergelap Dunia Internet

Hadir di Google Play Store dan App Store

Selain dalam bentuk aplikasi, I-Doser juga telah diperlihatkan lewat beberapa video yang beredar di YouTube. Dan dalam pengamatannya di YouTube kemudian kembali terbukti bahwa aplikasi ini memberikan efek seperti mengonsumsi narkoba.

Jika Anda penasaran dengan aplikasi I-Doser ini Anda bisa mendapatkannya di App Store dan #Google Play Store. Namun, untuk benar-benar mendapatkanya, developer aplikasi ini membanderol I-Doser ini dengan harga yang berbeda di kedua platform ini.

Untuk App Store, I-Doser dibanderol seharga Rp 59.000, sementara untuk di Google Play Store dibanderol seharga Rp 71.000. Sejak ditemukan sejak 2005 dan sampai sekarang, diketahui bahwa I-Doser telah di-download lebih dari 10 juta orang.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

4 thoughts on “I-Doser ~ Aplikasi ‘Narkoba Digital’ yang Penuh Fakta Kontroversial”

  1. Waduuh…semakin canggih teknologi semakin bermacam2 aja orang bisa melakukannya. Memang benar kata orang teknologi seperti dua buah mata pisau, bisa digunakan untuk hal yang baik seperti motong buah juga bisa digunakan untuk kejahatan untuk membunuh orang. Tapi yang perlu kita sadari bahwa tujuan utama dari kemajuan teknologi dan informasi adalah untuk membantu mempercepat menyeleasikan pekerjaan manusia bukan untuk melakukan kejahatan.

    Reply

Leave a Comment