Harry Surjanto ~ Sukses Membangun Perusahaan CTI dari Proses Akuisisi

Advertisement-Scroll to Continue
Harry Suryanto
Image dari Infokomputer.com

Nasib seseorang memang tidak ada yang tahu. Sekarang jadi karyawan bisa jadi esok hari ia jadi pengusaha. Inilah yang juga terjadi pada seorang Harry Surjanto, seorang bos perusahaan yang sukses menapaki bisnisnya dan berawal dari seorang karyawan. Ya, kejadiannya bermula ketika Harry bekerja di PT Multipolar Technologi.

Di suatu kertika Harry mendapat tugas dari atasan untuk  memimpin unit bisnis distribusi Computrade Indonesia. Namun dalam perjalanannya, ternyata Computrade Indonesia ini akhirnya berhasil ia miliki setelah ia dan koleganya mengakuisisi perusahaan tersebut. Paska perusahaan berpindah tangan, Harry pun berhasil menumbuhkan Computrade Indonesia menjadi  perusahaan Computrade Technology International (CTI) yang sukses.

Lalu seperti apakah kisah sukses Harry Surjanto dalam membangun CTI ini? berikut ulasannya.

Latar Belakang dan Awal Mula Berdirinya CTI

Seperti yang sedikit disinggung sebelumnya bahwa CTI (Computrade Technology International) yang didirikan tahun 2003 merupakan perusahaan yang berawal dari akusisi Computrade Indonesia oleh Harry Surjanto. Dengan 20 karyawan awalnya yang berasal dari perusahaan lama, Harry yang merupakan lulusan Magister Management Universitas Pelita Harapan, Tangerang memulai dengan menjual produk IBM dan Oracle saja.

Untuk poduk IBM, Harry hanya berjualan hardware dan untuk Oraclenya karena waktu itu belum mengakuisisi Sun Microsystem, maka CTI hanya menjual #software saja. Penjualan barang-barang market leader yang saat itu bersifat B2B atau Busines to Business menjadi mesin penggerak bagi perusahaan CTI. Namun pergerakan CTI tidak hanya terbatas bisnis B2B, sebab pada tahun 2010, Harry juga menjalankan bisnis B2C (Business to Customer) ketika CTI berhasil mengakuisisi XDC Indonesia dan Paradise Store.

Artikel lain: Martin Hartono, Pengusaha Muda Penguasa Bisnis Digital Indonesia

Berikan Nilai Tambah Layanan Service

Karena CTI ini adalah perusahaan hasil akusisi, maka Harry Surjanto sudah memiliki klien di awal-awal usahanya. Jadi klien dari Multipolar sebelumnya tetap ia layani sembari memperluas cakupan pemasarannya dengan juga menambahkan produk servis sebagai bagian dari nilai tambahan dari CTI. Dari layanan servis tambahan inilah maka banyak klien yang senang dan mau bertahan dan terus berlangganan pada CTI sampai sekarang.

Strategi Menambah klien

Untuk terus menambah jumlah klien, Harry melakukan beragam hal seperti mengontak beberapa network yang dimilikinya. Dari sana ia coba membangun kepercayaan pada calon klien baru ini. Ketika kepercayaan kami dapatkan, kemudian Harry mencoba meningkatkan nilai dari perusahaan. Ia mencoba memberikan kenyamanan pada setiap klien dalam kerjasama dengannya ini.

Dari sana pria kelahiran Kediri, 24 Juli 1964 ini dengan bertahap menjual lebih banyak varian produk dari berbagai merek. Menurutnya, semakin banyak pilihan produk yang dijual dan juga solusi yang ditawarkan, maka makin banyak pula pelanggan yang akan tertarik dan percaya pada CTI.

Membantu Marketing Bisnis Partner

Selain menjual, CTI juga siap membantu klien dalam marketing atau pemasaran bisnisnya. Menurut Harry, inilah yang juga menjadi nilai lebih dari CTI. Di CTI sendiri memang sudah ada mekanisme marketing untuk proses dialog dan konsultasi dengan para partner bisnis.

Di sana dengan segala pengalaman dan data base yang dimilikinya, CTI akan memposisikan diri sebagai katalis bagi partner untuk bisa tumbuh. Tidak hanya sekedar membantu program promo, namun CTI juga akan memberikan pandangan pada partner bisnis tentang market yang sesuai dengan #aplikasi yang mereka gunakan.

Baca juga: Daftar Orang Paling di Indonesia Terbaru 

Pendapatan dan Pencapaian CTI

Setelah beberapa tahun beroperasi, CTI telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia produk dan layanan IT yang terkenal. Tidak hanya berskala nasional, CTI sekarang ini sudah mampu menembus pasar internasional dengan kepemilikan tujuh anak perusahaan yang salah satunya beroperasi di Malaysia dan Filipina. Tidak hanya itu, perusahaan yang baru saja menggelar CTI IT Infrastructure Summit pada awal Maret 2016 ini telah memiliki 500-an total jumlah karyawan dengan total nilai investasi mencapai $1,5-2 juta.

Pada tahun 2015 sendiri CTI mampu mencatatkan pertumbuhan mencapai 15-20% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari pendapatan atau penghasilan, CTI memiliki tiga sumber yaitu Hardware, Software, dan Services. Dari ketiga sumber ini penghasilan paling besar muncul dari bidang penjualan hardware yang mencapai 70% dari total pendapatan. Lalu kemudian software sekitar 25%, dan sisanya servis.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment