Founder JD.com, Liu Qiangdong ~ Mengais Berkah Berawal Dari Musibah

Advertisement-Scroll to Continue
Liu Qiangdong
Image dari Yibada.com

Inspirasi untuk membangun sebuah bisnis bisa datang kapanpun dan dari sumber apapun, bahkan mungkin dari sesuatu yang tidak kita duga sebelumnya. Beberapa pengusaha sukses bahkan memiliki pengalaman yang tidak biasa karena memulai bisnis justru dari kondisi yang tidak menyenangkan.

Salah satunya telah dialami oleh founder dari situs jual beli online besar asal Negeri Tiongkok JD.com, Liu Qiangdong. Liu yang sebelumnya menjalankan bisnis secara offline, perlahan meninggalkan ranah konvensional tersebut dikarenakan sebuah musibah penyakit SARS yang menimpa Negeri Tiongkok beberapa tahun silam. Dan musibah penyakit yang menelan puluhan ribu korban jiwa tersebut, justru mampu menjadi awal mula perkenalan Liu dengan besarnya potensi marketing online.

Hingga akhirnya, kini ia mampu Mendirikan perusahaan #e-commerce dengan nilai aset mencapai triliunan rupiah. Penasaran bagaimana kisah lengkapnya? Simak kisahnya berikut ini.

Perjalanan Karir Liu Qiangdong

Liu Qiangdong merupakan salah satu pebisnis sukses asal Tiongkok yang saat ini mampu menikmati besarnya keuntungan yang didapatkan dari hadirnya teknologi internet modern. Jika dulu banyak pelaku bisnis yang merasa bahwa berjualan secara online belum menjadi pilihan utama bagi mereka, namun bagi Liu mengaku sangat beruntung bisa menjadi salah satu dari sedikit orang yang paling awal menyadari kekuatan #bisnis internet.

Lahir dan besar di kota Suqian, Tiongkok pada tahun 1974, Liu sebenarnya lebih menyukai dunia politik ketimbang bisnis. Hal ini sudah nampak ketika ia masih duduk di bangku SMA. Di sana ia banyak mempelajari perihal sosiologi, hubungan masyarakat, dan juga berbagai hal yang berkaitan dengan dunia politik.

Artikel lain: 5 Pelajaran Penting Dari Raksasa Ecommerce China Alibaba

Masuk ke jenjang perkuliahan, pria yang telah langganan menempati daftar orang terkaya di Tiongkok ini mengambil jurusan sosiologi di People University of Tiongkok. Di sana bakat dan juga ketertarikannya di bidang politik semakin subur dan terarah. Selain itu ia juga berkenalan dengan banyak orang berpengaruh yang kemudian mengantarkan pada karir politiknya.

Menyadari Bahwa Politik Membutuhkan Sokongan Dana

Hal menarik terjadi ketika pada tahun 1996, Liu mempunyai pikiran bahwa sebenarnya untuk berpolitik dirinya tidak bisa menghasilkan cukup uang untuk menyokong kehidupan terlebih kebutuhan lain yang berhubungan dengan dunia politik. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menuntut ilmu tambahan, di bidang programming komputer.

Selepas menamatkan pendidikan, ia mendapatkan pekerjaan yang cukup mapan di salah satu perusahaan asuransi terkemuka, Japan Life. Setelah bekerja selama beberapa tahun di perusahaan tersebut, Liu dipercaya menjadi direktur untuk urusan informasi dan teknologi. Dari situ ia mulai mengumpulkan dana untuk membangun bisnisnya sendiri.

Inspirasi Di Balik Musibah

Pada tahun 1998, Liu telah mampu mendirikan bisnis sendiri yang bergerak di bidang supplier perangkat komputer magneto-optical. Dari bisnis ini, apa yang dilakukan oleh Liu sudah bisa dibilang cukup mapan dan menghasilkan. Bahkan pada tahun 2003, bisnis Liu sudah mampu “beranak pinak” menjadi 12 toko besar di seluruh Tiongkok.

Namun apa yang terjadi beberapa bulan setelahnya ternyata menjadi babak baru dalam kehidupan Liu. Seperti kita ketahui bahwa pada tahun 2003 negeri Tiongkok dilanda salah satu penyakit paling mematikan yakni SARS. Penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini bahkan menjadi momok menakutkan yang membuat mayoritas penduduk Tiongkok takut untuk beraktivitas di luar rumah.

Efeknya sungguh besar bagi bisnis yang dijalankan oleh Liu. Beberapa toko yang baru saja dibuka harus rela kehilangan calon konsumen bahkan memaksa dirinya menutup sejumlah tokoh besar yang mulai sepi pembeli. Dari sinilah Liu berfikir bahwa dirinya harus mencari alternatif lain untuk mempertahankan bisnis.

Dengan basic pendidikan programming komputer yang ia dapatkan semasa kuliah, sebenarnya Liu sudah tahu adanya internet yang bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk bisnis. Meskipun tidak pernah mencoba sama sekali, akhirnya ia memberanikan diri untuk terjun menggunakan marketing online.

Baca juga: 6 Rahasia Sukes Jack Ma, Bos Raksasa Ecommerce Alibaba

Perubahan Besar Bisnis

Jadilah Liu mendaftarkan domain situs pertama jdlaser.com yang menjual perangkat elektronik utamanya komputer. Tak disangka berkat aksi coba-coba ini, Liu kebanjiran order bahkan pada tahun 2005 jumlah penjualan sudah mencapai 12 juta dolar dalam satu tahun untuk penjualan berbagai produk mulai dari komputer, handphone serta berbagai peralatan elektronik lain.

Otak bisnis Liu Qiangdong yang memang encer mulai berputar bagaimana memanfaatkan besarnya gelombang potensi internet untuk memperluas bisnis. Dari situ ia merubah nama domain situsnya dari jdlaser.com menjadi 360buy.com lalu menjual lebih banyak lagi jenis produk.

Setahun berselang pada tahun 2014, ia kembali merubah nama domain menjadi JD.com berkat afiliasi dengan perusahaan teknologi Tencent. Kerjasama ini mempunyai tujuan yang sangat besar yakni ingin masuk dalam persaingan ecommerce Tiongkok yang pada waktu itu masih dirajai oleh Alibaba.com. Kini seperti kita lihat bersama, JD.com yang bahkan sudah mempunyai situs afiliasi di Indonesia JD.id, mampu menjadi perusahaan multi internasional bernilai milyaran dollar. Dan siapa sangka, inspirasi kesuksesan luar biasa terus lahir dari sebuah musibah. Get inspired!

 

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

1 thought on “Founder JD.com, Liu Qiangdong ~ Mengais Berkah Berawal Dari Musibah”

Leave a Comment