Ferry Unardi, Berhenti Kuliah Demi Membangun Mimpi Besar Traveloka

Advertisement-Scroll to Continue

Ferry-Unardi-Traveloka

Saat ini pesawat terbang sudah menjadi salah satu alternatif mode transportasi yang sering digunakan masyarakat Indonesia, ya. Dengan alasan hemat waktu dan praktis, banyak orang yang lebih memilih bepergian ke luar daerah utamanya luar pulau dengan memanfaatkan mode transportasi yang satu ini. Apalagi pesawat terbang adalah satu-satunya mode transportasi yang mendukung keberangkatan antar negara. Sudah pasti dari waktu ke waktu industri transportasi pesawat terbang Indonesia makin berkembang pesat.

Sayangnya, perkembangan industri pesawat terbang tidak dibarengi dengan sistem akomodasi yang memadai. Sejumlah perusahaan yang memfasilitasi pembelian tiket pesawat secara online seringkali susah diakses dan error saat digunakan.

Beranjak dari pengalaman pribadi tentang masalah saat memesan tiket pesawat, seorang pemuda bernama Ferry Unardi melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang. Bahkand akhirnya ia rela memutuskan untuk berhenti dari bangku kuliah demi membangun startup reservasi tiket yang kini sudah amat tenar yakni, Traveloka.

Artikel terkait: Traveloka, Solusi Pesan Tiket Pesawat Tanpa Ribet!

Ferry Unardi dan Impiannya

Ferry Unardi adalah pria kelahiran Padang, 16 Januari 1988. Setelah menamatkan pendidikan SMA, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Purdue University jurusan Computer Science dan Engineering. Kecintaannya pada dunia teknologi mendorong Ferry segera lulus kuliah di tahun 2008.

Setelah lulus dari jenjang pendidikan S1, Ferry sempat bekerja sebagai software engineer di perusahaan Microsoft daerah Seattle. Puas bekerja dan belajar banyak hal di perusahaan Microsoft selama 3 tahun, Ferry kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan MBA di Harvard University.

Baru 1 semester menjalankan pendidikan di Harvard University, ada naluri bisnis yang menggelitik Ferry untuk mengembangkan #startup di bidang reservasi pesawat. Pengalamannya bolak balik Amerika-Indonesia selama 8 tahun memberinya banyak pelajaran tentang sistem reservasi pesawat di Indonesia.

Kala itu Ferry yang ingin menuju ke Padang merasa kerepotan memesan tiket dari Amerika Serikat. Karena dari Amerika Serikat, pemesanan tiket hanya tersedia untuk tujuan Jakarta dan harus melanjutkan perjalanan lagi dari Jakarta ke Padang. Hal ini kemudian menginspirasi Ferry untuk mewujudkan suatu startup reservasi pesawat yang lebih modern, fleksibel dan praktis untuk digunakan.

Lahirnya Traveloka

Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Ferry untuk berhenti dari pendidikan MBA yang sedang ia tempuh. Namun rupanya Ferry punya impian dan jalannya sendiri. Pada Maret 2012, Ferry bersama 2 orang rekannya, Derianto Kusuma dan Albert yang juga berprofesi sebagai engineer memutuskan untuk mulai membangun konsep dan core business untuk Traveloka. Melalui sistem pengembangan konsep #ecommerce dan segala hal teknis secara mandiri, akhirnya Traveloka berhasil dirilis dalam versi beta pada periode Oktober 2012.

Peluncuran perdana Traveloka bukan mulus tanpa halangan. Sebagai startup kecil yang baru dirintis, hampir tidak ada maskapai penerbangan yang mau bekerjasama dengan tim Traveloka. Namun Ferry bersama rekan-rekannya tidak pernah patah semangat dalam mengembangkan Traveloka. Sejak dirilis pada tahun 2012, kini Traveloka sudah mulai berkembang pesat dan bekerjasama dengan sejumlah maskapai penerbangan Indonesia.

Pelayanan yang berkualitas dan berdedikasi menjadi salah satu kunci kesuksesan Traveloka. Berawal dari tim kecil yang beranggotakan 8 orang, kini Traveloka mulai tumbuh menjadi perusahaan besar dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 100 orang untuk beragam divisi seperti maintenance, human resource, customer service serta divisi lainnya. Tidak hanya itu, kini Traveloka juga telah berekspansi dalam penjualan voucher hotel dengan berbagai pilihan serta diskon menarik.

Baca juga: Bisnis Agen Tiket Pesawat ~ Melesat Bersama Peluang yang Menjanjikan

Konsep Modern yang Diusung Traveloka

Traveloka memberlakukan sistem e-payment melalu beberapa metode pembayaran seperti kartu kredi atau transfer via ATM. Seluruh proses pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan Traveloka terjamin keamanannya dan berada dibawah lindungan Undang-Undang ITE. Semua proses booking online, entri data serta validasi pembayaran dicantumkan secara lengkap dan rinci di website Traveloka.

Kini Traveloka sudah menjelma menjadi salah satu startup terbesar dan teropuler di Indonesia. Menduduki peringkat ke-150 menurut versi Alexa, Traveloka sudah memperoleh puluhan juta page view setiap bulan. Dengan target transaksi 2% hingga 5% dari total page view, Traveloka juga sudah berhasil menarik perhatian para investor seperti East Ventures dan Global Founders Capital. Kedua investor tersebut sudah mulai bekerjasama dengan Traveloka sejak tahun 2012 dan 2013.

Mau bepergian dengan pesawat terbang?

Kita tidak perlu repot memesan tiket pesawat secara konvensional, karena Traveloka akan menyediakan dan menjawab kebutuhan kita. Nikmati saja pengalaman bepergian yang praktis dan menyenangkan dengan bantuan Traveloka!

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

10 thoughts on “Ferry Unardi, Berhenti Kuliah Demi Membangun Mimpi Besar Traveloka”

  1. Proses refund saya dari Traveloka terlunta-lunta meski sudah menunggu lebih dari 30 hari, diminta lagi menunggu 14 hari (dan sudah lewat 14 hari). Informasi yang saya terima berbeda-beda isinya dan dari orang yang berbeda-beda pula. Padahal saya sudah kirim screen shoot percakapan (baik dari saya dan Traveloka) mulai dari awal. Kalau semua proses refund yang sudah Traveloka janjikan seperti ini, kemanakah uang para calon penumpang?

    Reply
  2. saya sebelumnya percaya dengan layanan ticket traveloka, sudah beberapa kali memakai jasa layanan on line. Tapi malam ini saya sangat kecewa, karena saat saya reservasi ticket dan pembayaran by ATM, beberapa kali ditolak karena diskon PULANG100K belum diaccount dari total awal senilai 1.330.409 seperti yang diemailkan kepada saya. Saya coba menanyakan by email dan dijawab katanya sudah dikurangi, tapi kenyataan nggak…. Jadi membuat saya kecewa dan untrust to sistim diskon traveloka. Mohon maaf atas lunturnya kepercayaan ini, mudah-mudahan pengguna jasa lainnya gak punya pengalaman mirip dengan saya. Good bye

    Reply
  3. saya merupakan salah satu user langganan traveloka. untuk harga bisa dibilang transparan, walaupun ada bberapa kelas yang harga memang mahal. mungkin disana mereka cari untung nya

    Reply
  4. kisah yang menginspirasi kita untuk bisa sukses juga. mudah-mudahan kita juga bisa sukses juga di jalan lainnya.

    Reply
  5. Apa mau dikata, ketika naluri bisnis sudah menjalar hingga ke rongga dada maka bangku kuliah pun tak apalah dilepas sementara. Mungkin itulah yang ada dibenak sang realitor Traveloka. Setali tiga uang saya pribadi hampir punya keinginan yg nyaris sama dngn beliau. Mudah2n dengan bermodalkan blog sederhana namun isinya bermanfaat bisa menuia sukses, seperti halnya Maxmanroe yg menurut saya sudah sukses dalam bidang blogging. Terimakasi Traveloka dan Maxmanroe telah menginspirasi!!!

    Reply
  6. Banyak startup besar sekarang itu ternyata di nahkodai oleh enginer2 yang kuliah di luar negeri, Kayak kaskus, sangat mengispirasi. Berawal dari masalah dan menciptakan solusi,akhinya terkonversi mejadi $$ hehe. Jadi pengen juga nih punya starup tapi apa ya hehehe.

    Reply
  7. Benar sekali, seperti saya dan beberapa rekan yang saat ini sedang merantau di tanah orang, sangat terbantu dengan adanya layanan pemesanan tiket pesawat seperti Traveloka yang memungkinkan dari luar negeri menuju kota kecil di Indonesia tanpa harus melalui Soetta Jakarta. Berharap masih akan bermunculan pengusaha pengusaha muda Indonesia… sukses !

    Reply
    • Saya dengar-dengar ke depannya tidak ada lagi penjualan tiket melalui bandara Soetta… ga tau benar atau nggak ya. Tapi ini menunjukkan bahwa semakin lama orang akan semakin Go Online untuk membeli tiket.

      Reply

Leave a Comment