advertise-scroll to continue

Essena O’Neill ~ Seleb Media Sosial yang Tak Bahagia dengan Popularitasnya

Image dari smh.com.au
Image dari smh.com.au

Umumnya orang akan sangat senang jika memiliki banyak follower pada akun media sosialnya dan juga mendapatkan banyak like pada postingan yang dibaginya. Namun ternyata hal ini tidak berlaku bagi Essena O’Neill, Perempuan asal Australia yang telah memiliki rubuan follower di akun media sosialnya.

Di kehidupan saat ini, umumnya seseorang memang diukur dari popularitasnya di #media sosial. Kesuksesan, kekayaan, kecerdasan, kepintaran, kebaikan dan popularitas semata-mata dilihat dari tiga indikator yaitu foto yang diunggah, jumlah follower dan like di jejaring sosial. Tapi bagi Essena O’Neill kehidupan semacam ini dianggapnya telah membunuh kreativitas dan membunuh indahnya kehidupan nyata.

Lalu mengapa Essena O’Neill bisa tidak merasakan kebahagiaan dalam popularitasnya? Berikut ulasannya.

Melihat Popularitas Essena O’Neill

Sebelum terjun ke media sosial, O’Neil sendiri yang dulu baru berusia 18 tahun memulai karirnya sebagai #blogger fashion. Dari blogger fashion tersebut, O’Neil kemudian merambah ke sektor fitnes dan terakhir menjadi remaja cantik yang doyan pamer foto busana sehari-hari di Instagram.

Dari kegiatannya pamer di media sosial itu, O’Neil kemduian sukses meraih simpati netizen dengan lebih 265.000 pengikut di YouTube, 702.000 pengikut di Instagram serta 60.000 pengikut di Snapchat. Dari sini tak berlebihan jika O’Neil disebut sebagai artis media sosial.

Artikel lain: Inilah 10 YouTuber dengan Penghasilan Tertinggi di Dunia

Perubahan Pikiran dan Sikap Hidup

Seiring berjalannya waktu, entah kenapa tiba-tiba ia menjadi tidak bahagia dengan popularitas yang telah dimilikinya. Padahal, banyak orang yang iri melihat kehidupan O’Neil yang memiliki banyak follower di media sosial.

Tapi apapun penyebabnya, yang pasti arah hidup O’Neil saat ini telah berubah. Tiba-tiba pikirannya berubah dan menganggap bahwa kebiasaan eksis di media sosial ini terlalu berlebihan dan tak wajar. Lebih lanjut O’Neil mendefinisikan kecenderungan generasinya memanfaatkan media sosial sebagai tindakan penipuan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Saat sudah merasa resah dan tidak bahagia, akun-akun yang ada tersebut kemudian ia gunakan untuk mengkampanyekan gerakan “berhenti menipu diri sendiri lewat media sosial”. Tidak hanya itu, O’Neill juga mengganti beberapa caption foto di Instagram-nya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di balik foto-foto tersebut. Ia juga mengunggah video di YouTube dengan caption mengenai obsesinya terhadap media sosial yang ternyata tidak membuatnya bahagia.

Tak Menyalahkan Media Sosial

O’Neil sendiri tak mau menyalahkan #Instagram atau para pendiri media sosial lainnya. Sebab, menurutnya media sosial memang sedianya lahir dengan tujuan baik yaitu untuk memudahkan komunikasi antar manusia yang terpisah jarak dan waktu.

Namun entah kenapa, seiring berjalannya waktu, pemanfaatan media sosial ini telah melenceng jauh dari tujuan awal. Saat ini, kata O’Neil, media sosial telah membuat manusia lupa akan indahnya kehidupan nyata. Menurut O’Neil, semua orang memiliki keunikan, kreativitas, hasrat dan tujuan masing-masing. Terlalu lama dan berlebihan di jejaring sosial menurutnya akan membuat manusia modern kehilangan produktivitas dan ide-ide brilian.

O’Neill sendiri saat ini sudah tak sabar melihat orang-orang berhenti membatasi diri mereka dengan kebahagiaan semu di dunia maya. Ia pun menyarakan agar para pemuda mulai melihat pesonanya sendiri secara alami dan nyata dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain berdasarkan media sosial.

Undur Diri Dari Media Sosial

Saat ini O’Neill telah mengundurkan diri dari media sosial. O’Neill memutuskan berhenti menggunakan media sosial setelah ia merasa bahwa yang tampak di media sosial bukanlah kenyataan yang sebenarnya. Lewat akun media sosialnya, O’Neill mengaku bahwa hal yang dibaginya lewat media sosial tidak lebih dari promosi diri tanpa tujuan yang jelas.

Lebih lanjut O’Neill menyatakan bahwa dirinya telah banyak menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai remaja yang kecanduan media sosial, penerimaan secara sosial, status sosial dan penampilan fisik. O’Neill juga mengakui bahwa media sosial merupakan dunia yang tidak nyata.

Baca juga: Mengenal 6 Travel Blogger Indonesia Terpopuler di Instagram

Menurutnya, ia telah tertelan oleh sistem di media sosial, yang berdasarkan penerimaan sosial, seperti banyaknya followers atau tanggapan dari yang melihat. Oleh karena itu, O’Neill mengaku sering mengedit gambarnya agar menarik perhatian orang banyak.

Setelah memutuskan berhenti dari media sosial, O’Neill juga baru saja meluncurkan situs sendiri bernama Let’s Be Game Changers. Lewat situs ini, ia berharap dapat terus mengedukasi orang lain tentang bahaya mengejar popularitas di media sosial.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment