Dea Valencia Budiarto: Kreator Batik Kultur, Sulap Produk Sisa Jadi Bisnis Fashion Kreatif

Dea Valencia Budiarto
Image dari Batkmuda.com

Dea Valencia Budiarto – Saya yakin rekan-rekan pembaca Maxmanroe saat ini ada yang berstatus sebagai fresh graduate alias baru saja menamatkan pendidikan tinggi. Atau mungkin sebagian lainnnya masih ada yang menyandang status mahasiswa tingkat akhir. Nah satu pertanyaan saja, apakah rekan-rekan sudah mempunyai tujuan pasti mau menempuh karir seperti apa setelah ini?

Jika ditanyakan langsung, mungkin sebagian sudah ada yang mantap menunjuk satu profesi atau bidang tertentu, namun saya yakin tak sedikit pula yang merasa masih di awang-awang tentang langkah yang akan ditempuh selanjutnya. True?

Sebagai inspirasi dan motivasi bagi rekan-rekan yang merasa masih galau tentang langkah ke depan, berikut ini ada kisah inspiratif dari seorang entrepreneur muda yang sukses mengembangkan bisnis dengan title nya sebagai fresh graduate. Lewat kreatifitas dan kerja keras, perempuan dengan paras ayu yang satu ini berhasil mengembangkan bisnis batik kreatif dengan omzet ratusan juta pertahun, plus…. di usianya yang baru menginjak 20 tahun!

Jejak Usaha Dea Valencia Budiarto

Dea Valencia Budiarto bisa dibilang adalah seorang pemudi yang cerdas dan mempunyai kreatifitas tinggi. Bagaimana tidak, ia telah menimba pendidikan tinggi di Universitas Multimedia Nusantara, jurusan Sistem Informasi pada usai 15 tahun dan menamatkanya pada usia 18 tahun. Tidak hanya dikenal sebagai sosok yang cerdas, kelebihan Dea juga nampak dalam hal kreatifitas menciptakan produk fashion.

Kisahnya berkenalan dengan bisnis fashion, dalam hal ini batik dimulai ketika pada satu saat ia sangat tertarik dengan salah satu produk batik. Kala itu perempuan muda asal desa Gombel, Semarang, Jawa Tengah tersebut tidak bisa membeli batik idamanan itu.

Tak habis akal, otak kreatifnya pun mulai berputar. Lantas ia membongkar kembali baju dan kain batik lama yang ia miliki di rumah. Baju dan kain batik tersebut dikumpulkan untuk satu tujuan, jika tidak bisa membeli maka ia harus bisa membuat sendiri. Tak lama setelah itu tangan kreatifnya mulai menjamah batik bekas tersebut dan membentuknya sesuai dengan ide dan imajenasinya.

Artikel lain: Nora Marshanti ~ Sarjana Teknik yang Sukses Membangun Bisnis Dapurnora Uky Cake & Cookies

Batik sisapun tak luput disulap menjadi pelengkap item fashion batik ala Dea Valencia. Dan hasilnya, tak disangka produk yang menjadi cikal bakal brand bisnis “Batik Kultur” miliknya tersebut sangat unik dan mempunyai nilai jual tinggi.

Membangun Batik Kultur Mulai dari Bawah

Setelah melihat potensi bisnis dari produk kreasinya itu, akhirnya melahirkan keyakinan untuk semakin serius menekuni bidang #bisnis fashion batik. Mulailah Dea memasarkan produk karyanya lewat teman-teman dan berbagai media lain.

Awalnya memang hanya skala kecil yakni sekitar 20 potong baju saja. Namun kini setelah bisnis semakin dikenal dan ramai peminat, tak kurang dari 1000 potong baju harus dikerjakan Dea beserta tim  untuk memenuhi pesanan dalam satu bulan. Dengan harga produk berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 1,2 juta perpotong, Dea bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta perbulan, angka fantastis untuk bisnis yang dijalankan seorang fresh gradute.

Tidak hanya di seantero Indonesia bahkan produk fashion batik miliknya juga diminati konsumen asing di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Hongkong, Belanda, Singapura, dan Norwegia. Hal ini juga tak terlepas dari upaya #online marketing yang ia lakukan lewat website bisnisnya, Batikkultur.com.

Sempat Tersandung Masalah Hak Cipta

Dalam mengembangkan bisnis, sudah menjadi satu kepastian bahwa akan tiba saatnya datang masalah atau tantangan bisnis, demikian juga bagi Dea Valencia. Kala itu masalah yang datang nyatanya bukan masalah kecil. Mengusung brand bisnis “Batik Kultur”, ternyata nama tersebut telah dipakai oleh pengembang bisnis lain.

Tuntutan akan masalah hak cipta pun dilayangkan pada Dea. Hal tersebut ternyata cukup mengganggu mental Dea. Bahkan ia sempat selama satu minggu tidak bisa konsentrasi hingga mempengaruhi produktifitas bisnisnya. Namun untungnya batu ganjalan tersebut tak mampu meruntuhkan semangat bisnis Dea. Ia mulai bangkit dan berhasil menyelesaikan tuntutan tersebut. Bisnis miliknya pun dapat berjalan dengan lancar seperti sedia kala.

Rahasia Kesuksesan Dea Valencia

Mengulik rahasia sukses dari seorang entrepreneur belia Dea Valencia, tentu menjadi hal yang banyak dicari generasi muda lain yang ingin mengikuti jejaknya. Terkait hal itu ia bersedia membocorkan beberapa hal, yang pertama ia mempunyai seorang rekan dengan kemampuan desain mumpuni untuk membantunya menggambar desain baju yang di inginkan.

Hal ini dikarenakan, perempuan kelahiran 14 Februari 1994 ini ternyata tidak lihai dalam hal menggambar desain produk fashion. Namun dengan kombinasi konsep brilian dari otak Dea plus kelihaian rekannya menuangkan ke dalam desain, menjadikan setiap produk Batik Kultur selalu menarik dan banjir peminat.

Baca juga: Valkrisda Caresti Botha ~ Hasilkan Jutaan Rupiah Dari Kreasi Limbah Kain

Selain itu ia juga mempunyai tim kerja yang solid. Yang menarik diantara para pekerja, ada JUGA yang menyandang disabilitas seperti tuna rungu atau tuna wicara. “Saya juga mempekerjakan karyawan yang misal nggak ada kaki tapi tangannya masih bisa kerja. Penjahitnya ada enam yang tuna rungu dan tuna wicara. Pertimbangannya? Giving back to society,” jelasnya.

Kisah Dea Valencia Budiarto tentu bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya bagi para fresh graduate yang sedang mencari peluang karir atau bisnis. Kreatifitas dipadu dengan konsistensi membangun bisnis bisa menjadi resep mujarab membangun bisnis dengan kesuksesan luar biasa di kemudian hari. Semangat berbisnis!

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment