Dave Morin, Pendiri Path Dengan Segudang Pengalaman di Dunia Hi-Tech

Advertisement-Scroll to Continue

Dave-Morin-Pendiri-Path

Jika saat ini Facebook berhasil menjadi jawara media sosial dengan barbagai fitur canggih dan terkesan cukup rumit, #Path justru datang dengan mengusung konsep simplicity khas gaya urban saat ini. Mengedepankan layanan berbagi konten visual, nyatanya Path perlahan dapat menarik minta pengguna media sosial di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.

Yang menjadikan #media sosial ini kian istimewa adalah mengutamakan konsep privasi dan kenyamanan para penggunanya. Hal tersebut diwujudkan dalam pembatasan jumlah pengguna yang dapat berteman yakni hanya 150 teman saja. Yang menarik konsep tersebut diambil bukan tanpa alasan, pengembangnya mempunyai sebuah misi untuk tidak hanya menjadikan Path sebagai sebuah media sosial biasa namun layaknya rumah online yang nyaman untuk berbagi dengan orang-orang terdekat.

Kini terbukti, dengan mengutamakan privasi dan kenyamanan pengguna Path dapat tumbuh bahkan menjadi pemain besar dalam persaingan #startup media sosial. Di balik kesuksesan Path tersebut, tentunya ada pihak yang layak mendapat apresiasi besar. Dan salah satu tidak lain penggagas serta CEO Path, Dave Morin. Bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai sepak terjang Dave, berikut Maxmanroe telah siapkan ulasannya.

Artikel lain: Mengenal William Tunggaldjaja, Sosok Bos Path Indonesia

Menimba Pengalaman Sebelum Mendirikan Path

Jika melihat posisi Dave Morin saat ini, mungkin bakal membuat iri banyak penggiat bisnis digital dimanapun berada. Menjadi CEO perusahaan teknologi besar dengan penghasilan lebih dari lumayan, tentu menjadi posisi yang sangat diidam-idamkan. Namun tunggu dulu, posisi yang didapatkan Dave saat ini bisa jadi merupakan akumulasi dari semua kerja keras yang harus ia lalui sebelumnya.

Perjuangan mulai dari bawah serta semangat tak berhenti belajar menjadi cambuk yang akhirnya dapat mengantarkan Dave pada kesuksesan besar. Sebelum berhasil mendiri media sosial Path, alumnus University of Colorado Boulder jurusan Arts in Economics tersebut sudah pernah keluar masuk perusahaan teknologi kelas atas yakni  #Apple serta Facebook.

Mengulas kembali perjalanan karir Dave Morin dimulai ketika ia lulus akademi di tahun 2003. Kala itu ia ditarik masuk ke perusahaan perangkat digital, Apple. Namun bukan berkenaan langsung dengan urusan teknologi, Dave justru pertama kali menduduki posisi marketing. Namun disanalah justru awal mula ide membangun perusahaan digital miliknya sendiri muncul. Selang 3 tahun, akhirnya Dave lepas dari Apple untuk menjajal dunia kerja baru di perusahaan #Facebook.

Masuk di tahun 2006, kala itu Dave mendapat posisi di sayap Facebook Platform Developer. Tak lama setelah masuk, ia menunjukkan kapasitasnya dengan menyumbang ide lahirnya teknologi Facebook Connect. Bagi rekan-rekan yang berprofesi sebagai webmaster atau setidaknya pernah membangun website tentu sudah kenal dengan fitur Facebook Connect tersebut.

Dengan fitur tersebut Facebook mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena semakin banyak pula website yang terhubung langsung dengan jaringan Facebook. Namun nyatanya kesuksesan serta posisi yang cukup mapan di Facebook tak lantas membuat Dave berpuas diri. Ia masih mempunyai mimpi untuk membangun perusahaan digital miliknya sendiri.

Membangun Social Media Path

Tepat pada tahun 2010, Dave resmi meninggalkan Facebook untuk mulai membangun layanan media sosial Path. Awalnya ide muncul setelah memahami semakin banyak penyalahgunaan akun media sosial untuk hal-hal buruk. Ia berfikir bagaimana menciptakan semua layanan media sosial yang dapat menjamin kenyamanan penggunaanya namun tetap tidak meninggalkan kesan bersosial.

Hingga akhirnya sebuah penelitian dari Professor Robin Dunbar di Exford University menjadi batu pijakan konsep pembatasan pertemanan ala Path. Professor Robin Dunbar menyatakan bahwa banyaknya jumlah anggota pertemanan tidak menjamin baiknya kualitas pertemanan atau kelompok sosial. Dan angka 150 lah yang menjadi patokan wajar sebuah komunitas sosial bisa berjalan dengan baik. Yang pasti 150 orang tersebut harus benar-benar memiliki hubungan yang benar-benar baik.

Berangkat dari konsep tersebut, Dave bersama 2 rekanya yang juga founder awal Path, Shawn Fanning dan Dustin Mierau, segera mengerjakan aplikasi Path yang bergerak dengan sistem operasi #iOS. Dan tak lama setelah diluncurkan perlahan Path mulai diterima pengguna media sosial. Tidak drastis memang perkembangan yang dialami Path, namun terbukti setelah dua tahun peluncuran Path berhasil membentuk komunitas dengan total pengguna 10 juta orang di seluruh dunia.

Baca juga: Mengenal Sosial Media Path, Apa Bedanya Dengan Sosmed Lain?

Pribadi Dermawan Dengan Bakat Olahraga

Menilik sisi lain dari Dave Morin, ternyata ia adalah seorang filantropi yang sangat peduli dengan dunia kesehatan utamanya dalam hal penyediaan air bersih. Ia merasa setiap orang mempunyai hak yang sama untuk dapat menikmati air bersih. Sebagai langkah nyata, ia bersama lembaga LSM terkait telah menyumbangkan sejumlah dana untuk pemenuhan sarana air bersih di beberapa negara.

Selain penderma, nyatanya Dave juga mempunyai bakat olahraga. Di masa mudanya ia sempat bergabung dengan tim ski air Amerika Serikat. Dan bahkan kini ia juga masih aktif sebagai salah satu petinggi komite olahraga ski Amerika Serikat.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari seorang Dave Morin. Semangat untuk berkembang serta mewujudkan mimpi dengan usaha keras, semoga dapat menginspirasi kita semua bahwa jika mau berusaha kita pasti bisa.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

1 thought on “Dave Morin, Pendiri Path Dengan Segudang Pengalaman di Dunia Hi-Tech”

  1. Menarik sekali pembahasannya kali ini, tokoh di balik suksesnya Path, memiliki kepribadian dermawan, memang layak menjadi seorang pengusaha sukses ya bang. Selain itu berpengalaman di bidang hi tech juga menjadi kunci sukses. Setelah di pikir2 perteman maks 150 memang lebih terjaga dari segi privasi ya bang, beda dengan sosmed lain, makin banyak malah makin bagus tapi kadang manfaatnya itu lho…..oke, makasih atas sharingnya semoga semakin sukses.

    Reply

Leave a Comment