Apa Itu Passive Income? Pengertian dan Cara Memiliki Pendapatan Pasif

Advertisement - Scroll to Continue

Apa Itu Passive Income

Sebenarnya, apa itu passive income (pendapatan pasif)? Istilah ini sering digunakan dalam perencanaan keuangan dan bisnis, tapi tidak semua orang mengetahui makna dari kata tersebut.

Secara singkat, pengertian passive income adalah pendapatan rutin yang dimiliki seseorang tanpa harus bekerja atau dengan aktivitas bekerja seminim mungkin.

Jadi dengan berinvestasi, di masa depan Anda bisa tetap punya penghasilan meski tidak bekerja atau hanya bekerja seminim mungkin.

Too good to be true?

Mungkin Anda akan berpikir “itu mustahil”. Ordinary people atau orang-orang biasa pada umumnya beranggapan bahwa seseorang bisa punya penghasilan jika ia masih bekerja.

Faktanya, orang-orang kaya jaman now adalah mereka yang sudah berinvestasi di masa lalu. Lalu orang-orang kaya di masa depan, tentu saja mereka yang berinvestasi di hari ini.

Di jaman dulu, tidak semua orang punya akses informasi dan peluang melakukan investasi. Berbeda dengan sekarang, internet sudah sangat jamak digunakan sehingga setiap orang seharusnya bisa mendapatkan informasi dan peluang untuk berinvestasi.

Nah, apakah Anda tertarik memiliki pendapatan pasif? Kalau iya, silahkan membaca artikel ini hingga selesai agar memiliki pengetahuan dasar mengenai passive income.

Pengertian Passive Income

Secara umum, pengertian passive income adalah penghasilan (uang) yang diperoleh seseorang tanpa harus bekerja keras, atau hanya sedikit usaha untuk memperolehnya.

Pendapatan pasif ini bisa diperoleh, misalnya dari menyewakan properti, kemitraan terbatas, dari perusahaan lain di mana seseorang tidak terlibat secara aktif, dan lain sebagainya.

Percaya atau tidak, semua orang bisa memiliki pendapatan pasif. Namun untuk memperolehnya, Anda harus melakukan investasi di awal.

Cara kerja passive income ini sebenarnya cukup sederhana. Di awal, Anda harus berani berinvestasi di bidang tertentu dan bekerja keras mengembangkannya.

Pada awalnya mungkin tidak ada keuntungan sama sekali, atau bahkan rugi. Namun pada titik tertentu, investasi Anda akan menghasilkan secara terus tanpa harus bekerja lagi, atau hanya melakukan sedikit usaha.

Mengapa Perlu Memiliki Passive Income?

Pertanyaan ini mungkin muncul di benak Anda. “Kenapa harus punya pendapatan pasif, sekarang pendapatan Saya sudah cukup besar.”

Tanyakan kembali diri Anda beberapa pertanyaan ini:

  • Apakah Anda berencana pensiun di usia tertentu dan tetap memiliki penghasilan?
  • Apakah Anda ingin memiliki sumber penghasilan lain?
  • Apakah Anda ingin memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga?

Jika jawabannya IYA, maka sebenarnya dalam hati dan pikiran Anda ingin memiliki pendapatan pasif.

Pekerjaan Anda saat ini mungkin memberikan penghasilan terbesar untuk membangun kekayaan. Namun, pekerjaan tersebut membutuhkan partisipasi aktif dari Anda secara terus menerus.

Menurut saya, setidaknya ada lima alasan mengapa perlu memiliki passive income, yaitu:

  • Melindungi diri dari kebangkrutan jika Anda kehilangan pekerjaan.
  • Membantu mengembangkan kekayaan Anda menjadi lebih besar.
  • Memungkinan Anda untuk pensiun dini dan tetap memiliki penghasilan.
  • Anda bisa tetap memiliki sumber pendapatan ketika tidak bisa bekerja lagi.
  • Memungkinkan Anda memiliki dana cadangan untuk keperluan mendadak atau mendesak.

Jadi, sekarang Anda sudah tahu ya kenapa harus punya pendapatan pasif.

Berapa Banyak Uang yang Dihasilkan Dari Pendapatan Pasif?

Ketika mendengar passive income, banyak orang yang salah kaprah. Ada yang menganggapnya uang cepat atau skema cepat kaya.

Anggapan seperti itu keliru, pastinya. Mengapa? Karena pada umumnya sumber pendapatan pasif yang terbaik adalah yang berorientasi jangka panjang.

Passive income yang berorientasi jangka panjang akan membangun kekayaan Anda lebih besar dari waktu ke waktu. Namun ini tergantung pada besarnya investasi, baik itu uang dan kerja keras Anda.

Imbal baliknya bisa ratusan ribu, jutaan, ratusan juta, atau bahkan milyaran rupiah.

Jadi, lupakan iming-iming investasi cepat kaya, pesugihan, MMM, dan investasi ora umum lainnya. Biasanya, hal-hal seperti ini justru akan menghabiskan uang Anda.

Beberapa Ide Cara Mendapatkan Passive Income

Kalau bicara tentang uang, tentu semua orang akan suka. Apalagi pendapatan pasif, kita bisa dapat uang tanpa harus kerja keras.

Tapi bagaimana caranya ya? Berikut adalah beberapa ide cara mendapatkan passive income:

1. Menjual Produk Informasi

Salah satu cara populer untuk memiliki pendapatan pasif adalah membuat dan menjual produk informasi.

Produk informasi tersebut berupa ebook atau kursus online. Anda bisa menjual produk informasi tersebut melalui situs seperti; Udemy, SkillShare, Coursera, Arkademi, Skillacademy, SekolahPintar, dan lain-lain.

Anda juga bisa mempertimbangkan model “freemium” yaitu cara membangun audiens dengan konten gratis. Selanjutnya, membebankan biaya kepada audiens apabila mereka tertarik dengan informasi lebih detail.

Setiap platform di atas memiliki jenis produk yang beragam sehingga calon pebisnis bisa memilih sesuai dengan minatnya.

Jenis Peluang Risiko
Produk informasi Produk informasi dapat memberikan aliran pendapatan yang sangat baik.

Penghasilan bisa didapatkan secara terus menerus dari satu produk informasi.

Dibutuhkan banyak upaya dan waktu untuk menciptakan produk informasi yang berkualitas.

2. Investasi Peer-to-Peer Lending

Peer-to-peer (P2P) adalah pinjaman pribadi yang dibuat antara Anda dan peminjam, difasilitasi melalui perantara pihak ketiga seperti Investree, KoinWorks, Amartha, Modalku, Akseleran, dan lainnya.

Situs P2P ini biasanya menargetkan bisnis dan memiliki batas pinjaman tertentu dengan risiko kredit yang lebih baik.

Jenis Peluang Risiko
Investasi Peer-to-Peer Lending Anda memperoleh penghasilan dari pembayaran bunga yang dilakukan atas pinjaman. Tetapi karena pinjamannya tanpa jaminan, Anda menghadapi risiko gagal bayar. Artinya, Anda bisa saja tidak mendapatkan apa-apa.

3. Dividen Saham

Para pemegang saham di suatu perusahaan dengan saham yang menghasilkan dividen, akan menerima pembayaran secara berkala dari perusahaan.

Perusahaan membayar dividen tunai setiap tiga bulan dari keuntungan mereka, dan yang perlu Anda lakukan hanyalah memiliki saham. Dividen dibayarkan per lembar saham, jadi semakin banyak saham yang Anda miliki, semakin tinggi pendapatan Anda.

Jenis Peluang Risiko
Dividen Saham Pendapatan dari saham tidak terkait dengan aktivitas apapun selain investasi keuangan awal. Sulit untuk memilih saham yang tepat.

4. Menciptakan Aplikasi

Membuat aplikasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memiliki pendapatan pasif. Anda perlu melakukan investasi awal dalam membuat aplikasi, kemudian akan menuai hasilnya dari waktu ke waktu.

Aplikasi ini bisa berupa game, atau aplikasi lainnya yang bermanfaat bagi penggunanya. Semakin banyak yang mengunduh aplikasi Anda, maka semakin besar pendapatan pasif yang Anda miliki.

Jenis Peluang Risiko
Menciptakan Aplikasi Anda bisa memilih cara terbaik untuk menghasilkan pendapatan dari aplikasi Anda. Misalnya, Anda mungkin meminta pengguna membayar biaya tertentu agar mendapatkan fitur lengkap dari aplikasi. Popularitas aplikasi bisa berumur pendek, yang berarti arus pendapatan Anda bisa berkurang lebih cepat dari yang Anda bayangkan.

5. Membangun Blog

Tuliskan pengetahuan dan kemampuan Anda di sebuah blog, pasang iklan atau jual jasa Anda. Ini salah satu cara cara yang banyak dilakukan orang untuk menghasilkan uang dari minat dan kemampuannya.

Pada awalnya mungkin terasa lambat karena harus menciptakan serangkaian konten yang menarik audiens. Namun seiring dengan waktu, Anda akan menciptakan aliran pendapatan yang stabil dari blog Anda.

Jenis Peluang Risiko
Membangun blog Anda dapat memanfaatkan platform blog gratis (blogger.com). Ciptakan konten Anda untuk membangun audiens. Semakin unik bidang minat Anda, semakin baik bagi Anda untuk menjadi “orang” yang diikuti. Kemudian ini akan menarik sponsor untuk Anda. Anda harus membuat konten dari awal dan secara berkelanjutan, dimana hal ini akan memakan banyak waktu.

6. Membangun Kanal YouTube

Hampir sama dengan blog, tapi konten yang dibuat dalam bentuk video. Cara ini sudah terbukti memberikan pendapatan pasif bagi banyak orang.

Konten video bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk, atau sekedar berbagi suatu informasi kepada orang lain. Dan yang pasti, YouTube bisa memberikan pendapatan yang stabil bagi para video kreator.

Jenis Peluang Risiko
Membangun kanal YouTube Anda memanfaatkan platform gratis (YouTube.com). Ada banyak cara menghasilkan uang dari YouTube. Anda bebas memilih satu atau dua cara terbaik menurut Anda. Konten video harus menarik dan unik agar dapat membangun audiens. Hal ini bisa memakan banyak waktu, apalagi bila Anda memiliki keterbatasan dalam membuat konten video.

7. Pendapatan Royalti

Anda punya hobi dan keahlian di bidang seni, misalnya fotografi atau desain grafis? Maka ini bisa menjadi peluang untuk menghasilkan pendapatan pasif.

Foto dengan estetika yang baik dapat dikirim ke situs seperti iStock, Flickr, dan Shutterstock untuk mendapatkan penghasilan. Situs-situs ini memberikan kompensasi setiap kali foto Anda diunduh.

Jenis Peluang Risiko
Pendapatan Royalti Anda tidak perlu menjadi fotografer profesional karena gambar yang biasa-biasa saja namun unik cukup banyak dicari secara online. Anda harus memposting foto unik secara rutin karena tidak tahu foto seperti apa yang dicari orang di internet.

8. Menyewakan Properti

Bisnis properti merupakan salah satu bisnis yang memberikan keuntungan besar. Salah satunya dengan cara menyewakan properti kepada orang lain. Misalnya, menyewakan kos-kosan, apartemen, rumah kontrakan, ruko, kios/ toko, dan tanah.

Pada umumnya untuk memiliki sebuah properti membutuhkan modal yang cukup besar di awal. Namun, pendapatan dari bisnis ini pun tidak tanggung-tanggung lho.

Jenis Peluang Risiko
Menyewakan Properti Selain dapat menghasilkan pendapatan pasif, harga properti umumnya akan terus naik. Anda juga bisa menggunakannya sebagai agunan atau jaminan untuk membuka usaha lainnya. Investasi awal yang besar umumnya tantangan terberat. Selain itu, pemilik properti juga memiliki risiko lainya, seperti; berurusan dengan penyewa nakal, sifatnya tidak likuid atau sulit diuangkan, ada biaya perawatan.

Selain yang disebutkan di atas, masih ada banyak cara lain untuk memiliki pendapatan pasif. Anda harus kreatif dalam menjelajahi setiap peluang yang ada agar bisa memiliki passive income.

Apakah salah satu ide di atas menarik minat Anda untuk membangun passive income? Kalau iya, maka sebaiknya Anda mulai mencobanya dari sekarang.

Membangun Kekayaan yang Berkelanjutan

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa passive income adalah pendapatan yang bisa diperoleh seseorang tanpa harus bekerja atau hanya sedikit bekerja.

Cara memiliki pendapatan pasif adalah dengan berinvestasi pada bidang tertentu dan bekerja keras di awal. Dengan harapan, di masa depan investasi tersebut akan menghasilkan uang tanpa harus bekerja secara rutin.

Menghasilkan pendapatan pasif masih disertai pro dan kontra. Berinvestasi juga disertai dengan risiko tidak berhasil atau gagal. Namun bukan berarti Anda berhenti berusaha dan mencoba peluang yang ada.

Mungkin terasa lambat pada awalnya, tetapi investasi Anda akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Menginvestasikan uang Anda untuk masa depan yang lebih baik pada akhirnya akan membuahkan hasil.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Advertisement
Maxmanroe

A Blogger, YouTuber, and Trader. Start getting to know Online Business since 2012 and continue to learn about internet business until now. Currently active as a content writer at Maxmanroe.com.

3 thoughts on “Apa Itu Passive Income? Pengertian dan Cara Memiliki Pendapatan Pasif”

  1. Jadi intinya, pendapatan pasif harus pakai modal dan kerja keras di awal. Selanjutnya, kalau investasinya membesar maka akan menjadi passive income.

    Tapi tidak semua investasi dan kerja keras itu bisa jd pasive income lho. Banyak jg investasi justru menguras uang. Misalnya, investasi beli properti dengan harapan akan mendapatkan penyewa.

    Tapi ketika tidak ada penyewa maka properti itu justru jadi beban biaya. Biaya bulanan, air, pajak, perawatan, dan lain-lain.

    Tetangga sqya pernah beli rumqh 1,4 M. Disewakan bertahun2 tidak lqku-laku. Akhirnya dijual hanya 850juta. Rugi banyak jadinya.

    Reply
    • Ya, seperti pak Ade. Intinya, dalam investasi kan pasti ada pengeluaran atau kerja keras di awal yang harus dilakukan. Pada banyak kasus, pengeluaran dan kerja keras tersebut harus dilakukan dalam waktu yang cukup lama.

      Pada satu titik, investasi tersebut pasti akan mulai menghasilkan. Besar kecilnya tergantung berapa besar yang kita investasikan.

      Kalau properti memang ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi potensi keuntungan-kerugian di masa depan. Itu rumah tetangganya mungkin kurang promosi atau kurang terawat sehingga tidak ada yang menyewa.

      Reply

Leave a Comment