advertise-scroll to continue

Alia Noor Anoviar: Enterpreneur Wanita Inspiratif Penggugah Kepedulian Sosial

Alia Noor Anoviar
Alia Noor Anoviar via Tempo.co

Alia Noor Anoviar – Hidup di dunia selalu menawarkan dua sisi yang berbeda. Ada kalanya seseorang ditakdirkan untuk menjadi orang yang mampu secara finansial, namun sebagian mungkin ditakdirkan untuk lebih membutuhkan. Demikian juga, selalu ada upaya memberi dan menerima antar manusia.

Pemikiran sederhana inilah yang mungkin menjadi dasar fikiran seorang entrepreneur wanita inspiratif bernama Alia Noor anoviar. Dengan kepedulian tinggi terhadap kondisi sosial di sekitar lingkungannya, Alia mendirikan gerakan pemberdayaan masyarakat yang dinamakan Dreamdelion Community Empowerment (DCE).

Lewat kegiatan tersebut, ia ingin membantu sesama terutama yang membutuhkan dalam hal finansial. Cara yang dilakukannya pun sangat menarik yakni tidak hanya sekedar memberi namun mengedukasi lewat adanya bisnis sosial. Dari situ ia bisa saling berbagi dan memberi manfaat positif bagi banyak masyarakat kalangan ekonomi bawah. Berikut kisah lengkapnya.

Alia Noor Anoviar Tersadar Kondisi Ibukota

Hidup di kota besar seperti Jakarta mungkin bisa menawarkan kehidupan yang layak. Namun tidak bisa dipungkiri sebagian dari mereka yang kurang beruntung harus merasakan beratnya hidup di ibukota.

Dalam kondisi yang serba kekurangan, mungkin bisa dibilang tidak terlalu banyak masyarakat yang notabenenya lebih mampu, kemudian tergerak untuk membantu sesama. Namun, setidaknya langkah positif telah ditempuh oleh Alia Noor Anoviar lewat gerakan sosial Dreamdelion Community Empowerment.

Artikel lain: Fauzi Saleh ~ Sukses Berbisnis Properti Dengan Kepedulian Sosial yang Tinggi

“Melihat kondisi ketimpangan ibu kota Indonesia, saya tergerak melakukan perubahan. Di sini saya coba menginisiasi gerakan pemberdayaan masyarakat bernama Dreamdelion Community Empowerment. Keberadaannya dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial dengan kondisi masyarakat yang memiliki keterbatasan akses pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan,” ungkap Alia

Secara sederhana konsep yang diusung oleh DCE adalah membantu masyarakat tidak hanya lewat bantuan langsung namun melalui pemberdayaan. Langkah pertama yang dilakukan oleh gerakan tersebut adalah memberdayakan ibu-ibu rumah dalam pembuatan kerajinan tangan yang kemudian dipasarkan dengan brand Dreamdelion.

Terkait awal mendirikan DCE, Alia pernah mengalami masa sulit dimana tidak mendapat dukungan dari orang di sekitarnya.

“Awalnya saya mencoba door to door, dan sempat mengalami penolakan dari masyarakat. Mereka memiliki semacam resistensi kepada mahasiswa. Pasalnya, banyak mahasiswa yang datang menawarkan program yang serupa, tapi mereka pergi. Jadi programnya tidak dilaksanakan. Mereka seolah diberi harapan palsu kepada ibu-ibu yang di sana,” kisah Alia.

Namun ia tidak menyerah, dan terus berupaya untuk mengedukasi baik teman maupun lingkungan.

Akhirnya langkah pertama berhasil dijalankan lewat pendirian sanggar sebagai proyek untuk lomba pekan kreativitas mahasiswa.

“Awalnya sanggar ini adalah proyek untuk lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa kategori Pengabdian Masyarakat yang ternyata dapat berjalan secara kontinyu,” kenang Alia.

Tiga Komunitas Berbeda

Penerapan konsep yang lebih jauh dari DEC adalah membentuk 3 komunitas pemberdayaan berbeda. Setiap komunitas tersebut mewakili tujuan yang lebih spesifik serta sasaran yang berbeda pula. 3 komunitas tersebut yakni Dreamdelion Cerdas, Dreamdelion Sehat, dan Dreamdelion Kreatif.

Untuk komunitas Dreamdelion Cerdas, memiliki tujuan sebagai wadah anak-anak usia sekolah dalam membantu peningkatan mutu pendidikan. Yang dilakukan tentu tidak jauh dari upaya pengajaran lewat bimbingan belajar atau kegiatan lain.

Selanjutnya Dreamdelion Sehat mempunyai tujuan untuk menekan permasalahan di bidang kesehatan dan lingkungan. Sasaran dari komunitas yang kedua lebih pada lingkungan warga termasuk juga ibu rumah tangga. Dan yang terakhir, Dreamdelion Kreatif memiliki tujuan utama untuk memberikan pembekalan keterampilan bagi para masyarakat agar nantinya bisa membuka usaha secara mandiri.

Dari situ, menurut Alia sasaran yang paling ingin ia kembangkan adalah sektor anak-anak. “Saya memiliki tekad dan niat untuk mengembangkan anak-anak yang tinggal di daerah marginal agar bisa berubah lebih terampil dan lebih terdidik,” kata Alia.

Baca juga: Tips Memaksimalkan Pemasaran Bisnis Via Media Sosial

Pengembangan Gerakan

Meskipun sebelum DCE hanya bergerak di kawasan ibukota Jakarta, namun seiring dengan perkembangan dari gerakan tersebut, akhirnya bisa menyambangi beberapa kota lain di pulau Jawa, diantaranya Yogyakarta, Ngawi serta Garut.

Dalam perkembangannya, untuk komunitas Dreamdelion Cerdas, telah mengajar tak kurang dari 60 siswa di Jakarta serta 25 siswa di Jogjakarta. Wajib kita dukung langkah positif seperti yang telah dilakukan Alia tersebut.

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment