advertise-scroll to continue

Terkait Aksi Teror Bom Sarinah, Safety Check Facebook “Absen” di Jakarta

bom sarinah
Image dari Toogletime.net

Aksi teror bom Sarinah yang terjadi di Jakarta, Indonesia Kamis, 14 Januari 2016 kemarin, terus menjadi perhatian dan sorotan dari publik. Beragam reaksi yang umumnya mengecam tindakan terorisme ini telah muncul di berbagai #media sosial. Tak luput juga ungkapan belasungkawa atas korban yang berjatuhan telah ramai dikicaukan pula oleh netizen.

Namun ada satu rekasi kecewa yang akhirnya juga muncul netizen yang muncul sehari setelah kejadian tak berprikemanusiaan ini. Reaksi kecewa dari netizen ini muncul karena media sosial Facebook yang sebelumnya menggembar gemborkan fitur Safety Check saat terjadi teror di Paris beberapa bulan yang lalu ternyata tidak absen alias tidak aktif.

#Facebook saat ini memang telah dikenal sebagai platform yang tak hanya digunakan untuk berbagi informasi. Namun lebih dari itu kini media sosial milik Mark Zuckerberg ini juga peduli dengan dan bisa dimanfaatkan dalam berbagai isu sosial, seperti musibah alam dan peristiwa terorisme dengan menggunakan fitur Safety Check. Fitur yang disebut ‘Safety Check’ sendiri memang bisa membantu pengguna untuk menyatakan dirinya aman saat terjadi aksi terorisme.

Artikel lain: Bom Jakarta Mengguncang, Netizen Indonesia Kecam Serangan Terorisme via Media Sosial

Tapi saat fitur ini kemudian tidak bisa digunakan saat terjadi aksi terorisme bom Sarinah di Jakarta banyak orang kemudian bertanya-tanya, ada apa dengan Facebook? Dari sini juga kemudian netizen merespon hal lain dari absennya fitur Safety Check Facebook tersebut. Berikut ulasannya.

Absennya Safety Check Facebook Dalam Tragedi Bom Sarinah

Keadaan genting memang selalu membuat orang akan gelisah pada dirinya atau pada anggota keluarga dan sanak saudaranya yang mungkin sedang berada di lokasi yang berdekatan dengan lokasi teror. Hal ini yang juga terjadi pada warga Jakarta Kamis kemarin saat kotanya dilanda aksi terorisme.

Semua orang di Jakarta cemas dan gelisah untuk mengamankan dirinya atau hanya untuk mengetahui keberadaan anggota keluarga dan sanak saudaranya yang sedang bekerja atau melakukan aktivitas lain di laur rumah.

Pada saat itu entah kenapa hashtag #SafetyCheckJKT ramai bermunculan dari media sosial Twitter untuk mendapatkan info pernyataan aman. padahal kita tahu bahwa fitur Safety Check dari Facebook telah ada dan bahkan sudah digunakan saat terjadi terorisme di Paris dan Nigeria. Walhasil sehari setelah kejadian, tepatnya hari Jumat, 15 Januari 2016 muncul rekasi berupa kritikan dari para netizen atas absennya fitur Safety Check dari Facebook untuk tragedi bom Sarinah, Jakarta.

Seperti yang dilontarkan Ilana Tulloch (@licencedtoili) yang menyatakan  “Why isn’t Facebook turning on the safety check in tool for Jakarta?”. Selain Ilana Tulloch ada juga Christy Zakarias (@Christy_Zee) yang memberikan kritikan dengan sebuah kicauan “Where is that @facebook safety check mechanism when the bombs hit a Third World developing country?! Yeah, exactly. #PrayForJakarta”.

Kesimpulanya netizen disini sangat menyayangkan Facebook yang tidak mengaktifkan fitur Safety Check di situasi genting di Jakarta Kamis kemarin. Padahal, faktanya ada sekitar 70 juta pengguna Facebook aktif yang ada di Indonesia.

Dalam sebuah kabar ternyata didapatkan informasi bahwa fitur Safety Check dari Facebook ini masih dalam tahap peninjauan lebih lanjut. Pihak Facebook sendiri berharap ke depannya fitur Safety Check ini akan mampu membantu banyak orang.

Facebook sendiri memang banyak mendapatkan feedback positif dari fitur yang berguna dalam situasi darurat ini. Maka dari itu pihak Facebook menyatakan bahwa mereka masih mengeksplorasi dan memaksimalkan fitur ini.

Baca juga: Teror Paris, Inilah Beberapa Reaksi dari Media Sosial Pasca Insiden Mematikan Tersebut

Netizen Beralih ke Twitter

Melewati peran fitur Safety Check dari Facebook, ternyata Netizen tak kehabisan akal. Jakarta yang dikenal juga sebagai ibu kotanya kicauan dunia ini akhirnya menjadikan #Twitter sebagai solusi bagi para netizen untuk keadaan genting kemarin hari. Melalui Twitter, kemudian para netizen ini membuat sendiri layanan Safety Check dengan tagar #SafetyCheckJKT.

Dari data yang dikutip dari akun Twitter Joy Intermedia,@JoyIntermediaSG, didapatkan informasi bahwa aktivitas Twitter menjadi yang terdepan saat terjadi tragedi Sarinah. Melalui sebuah data infografis, Twitter ditampilkan menempati peringkat pertama di angka 97060, sementara Facebook menempati posisi kedua di angka 3894.

Joy Intermedia sendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam pelaporan keyword terpopuler yang paling banyak muncul di media sosial. Kepopuleran Twitter saat aksi terorisme ini sendiri diyakini disebabkan oleh tidak aktifnya fitur Safety Check dari Facebook.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment