advertise-scroll to continue

6 Tips Menjadi Pebisnis Yang Pandai ‘Bercerita’ (Storytelling)

Pebisnis-Yang-Pandai-Bercerita

Menjadi seorang pebisnis berarti kita harus siap untuk mampu beradaptasi dengan berbagai macam pribadi berbeda. Oleh karena itu kemampuan komunikasi yang baik menjadi hal krusial bagi seorang pebisnis. Pasalnya tanpa skill komunikasi yang mumpuni tentu kita akan kesulitan menjalin hubungan yang baik entah dengan pelanggan, karyawan, atasan atau bahkan investor bisnis kita.

Seperti yang disampaikan oleh seorang pengamat bisnis dari majalah Forbes, Martin Zwilling, mengungkapkan bahwa salah satu skill kunci untuk menjalin komunikasi yang baik adalah “storytelling”. Dalam bahasa Indonesia, story telling dapat diartikan sebagai kemampuan bercerita. Mengapa harus pandai bercerita? Karena pada dasarnya dalam berbisnis adalah menyampaikan maksud serta tujuan yang jelas serta mengena.

Dalam dunia bisnis kita membutuhkan sesuatu yang bersifat persuasif dan bernuasa motivasi. Bagaimana konsumen bisa tertarik dengan produk kita? Tentu dengan memberikan penjelasan yang persuasif (mendorong). Lalu agar karyawan kita dapat bekerja dengan maksimal? selain pemenuhan hak utama, faktor motivasi lewat skill bercerita itu pulalah yang akan membantu kita. Dengan skill bercerita yang baik, kita bisa mengemas semua tujuan bisnis tersebut agar dapat terlaksana dengan lebih baik.

Dan berikut ini 6 tips bagaimana meningkatkan kemampuan storytelling bagi para pebisnis.

Artikel lain: 10 Etika Dalam Berbisnis, Sudahkah Anda Memilikinya?

1. Memilih Waktu yang Tepat

Salah satu hal yang wajib diperhatikan dalam komunikasi adalah menempatkan pada waktu yang tepat. Dengan pemilihan waktu yang tepat, tujuan komunikasipun dapat dicapai lebih maksimal. Memilih waktu yang tepat berarti kita mengerti kondisi lawan bicara kita.

Sebagai contoh kita ingin memperkenalkan sebuah produk baru pada calon konsumen umum. Tentu akan lebih baik jika kita memilih konsumen yang sedang bersantai atau mempunyai waktu luang. Dalam waktu yang tepat, konsumen akan lebih memperhatikan dan tertarik dengan apa yang kita sampaikan.

2. Libatkan Indera Lain

Dalam berkomunikasi indera yang digunakan tentu adalah telinga. Namun jika kita ingin “bercerita” lebih baik lagi, coba libatkan indera tubuh lainnya. Sebagai contoh mata, saat berkomunikasi kita harus bisa memberikan penjelasan visual yang nyata.

Sebagai contoh kita menawarkan produk bunga. Bagaimana konsumen kita bisa tertarik tanpa adanya contoh visual yang nyata yakni bunga dengan warna yang menawan. Kemudian melibatkan indera penciuman, kita juga bisa membuktikan bahwa bunga tersebut benar-benar wangi. Itu tadi hanya contoh kecil, di sini dibutuhkan kreatifitas untuk menciptakan presentasi yang dapat ditangkap berbagai indera.

3. Sisipkan Kisah Motivasi

Hampir semua orang menyukai hal-hal atau cerita yang bertema motivasi. Terlebih jika berurusan dengan dunia bisnis, motivasi bisa dikatakan layaknya bahan bakar kita saat semangat melemah. Memberikan motivasi motivasi ringan atau mungkin kisah sukses seseorang bisa menjadi sarana pemanis komunikasi Anda. Oleh karena itu sebagai pencerita yang baik, kita juga harus memperkaya pengetahuan kita tentang hal yang berkenaan dengan motivasi, hitung-hitung belajar memotivasi diri sendiri.

4. Kekuatan Mendengar

Meski yang kita bahas adalah bagaimana menjadi storyteller yang baik, namun nyatanya menjadi pendengar yang baik juga merupakan bagian di dalamnya. Dalam mengkomunikasikan sesuatu, tak jarang kita mendapatkan feedback. Feedback tersebut dapat berbentuk saran, keluhan, atau bahkan inspirasi yang dapat berguna untuk bisnis yang kita kelola. Oleh karena itu dalam sebuah komunikasi kita harus meluangkan waktu sejenak, setidaknya untuk mendapatkan respon dari lawan bicara kita.

5. Gesture yang Baik dan Menarik

Sebagai seorang pebisnis konvensional, faktor penampilan juga menjadi hal yang sangat penting. Ketika kita berkomunikasi, baik bahasa tubuh, mimik muka hingga penampilan secara keseluruhan wajib diperhatikan. Selain untuk meningkatkan kesan profesionalitas, tentu orang akan lebih tertarik dengan dengan seseorang yang berpenampilan menarik bukan.

Kita bisa melatih gesture serta penampilan dengan melihat contoh pebisnis sukses lainnya. Mungkin kita memilih gaya elegant ala raja properti Ciputra, lebih santai eksentrik layaknya Bob Sadino, atau mungkin gaya humoris seperti presiden kita Joko Widodo. Silahkan disesuaikan dengan pribadi kita masing-masing.

Baca juga: Hypnotic Writing, Menghipnotis Pembaca Melalui Teknik Penulisan yang Persuasif

6. Sesuaikan Dengan Lawan Bicara

Tips terakhir untuk menjadi pebisnis dengan kemampuan komunikasi yang baik adalah memberikan bahan yang disesuaikan dengan lawan bicara kita. Dengan mengenali siapa lawan bicara kita, tentu kita bisa mengkomunikasikan sesuatu yang lebih dapat mereka terima. Baik dalam tema serta materi pembicaraan, semua harus mampu memberikan manfaat positif.

Jika kita berhasil menjadi seorang “pencerita” yang baik, maka tujuan komunikasi bisnis kita dapat terlaksana dengan lebih baik.

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

4 thoughts on “6 Tips Menjadi Pebisnis Yang Pandai ‘Bercerita’ (Storytelling)”

Leave a Comment